Hanura: Isu Teman Ahok Terima Uang Jangan Dibiarkan Liar
- VIVA.co.id/ Rebecca Reifi Georgina
VIVA.co.id - Baru-baru ini Teman Ahok dituding menerima aliran dana sebesar Rp30 miliar. Salah satu partai pendukung Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Hanura, mempersilakan tudingan itu dibuktikan agar tidak menjadi kampanye hitam.
"Apakah itu benar terjadi, atau sekadar fitnah. Jangan dibiarkan liar," kata Sekretaris Fraksi Partai Hanura, Dadang Rusdiana, lewat pesan singkat, Jumat, 17 Juni 2016.
Ia berharap KPK bekerja dengan baik agar tudingan ini menjadi clear. Dengan begitu kata dia, tidak ada orang yang bermain-main di dalamnya.
"Kami menyambut baik (KPK bekerja), agar Ahok memimpin Jakarta tanpa beban-beban seperti itu," ujar dia.
Dadang mengaku dugaan ini tidak mengganggu dukungan Hanura pada Ahok. Karena menurut dia dugaan-dugaan seperti ini sudah biasa terjadi.
"Tidak ada yang mengganggu, biasa orang kan mencari celah dari sisi manapun," kata dia.
Pendiri gerakan relawan Teman Ahok, Singgih Widiyastono, mengatakan bahwa sumber dana yang digunakan gerakannya berasal dari hasil penjualan pernak-pernik kelompok relawan itu.
"Semua anggaran dari penjualan merchandise," ujar Singgih.
Singgih mengatakan, semua sumber dana dan pemasukan untuk Teman Ahok tercatat dengan jelas di organisasinya. Bahkan, Teman Ahok juga mempublikasikan catatan keuangannya di situs resmi mereka.
"(Adanya isu ini) luar biasa, karena hari ini bertepatan dengan satu tahun kami. Ada isu seperti ini enggak bagus, tetapi oke karena kita siap diselidiki," ujar Singgih.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Cyrus Network, yang juga salah satu pendana awal berdirinya gerakan Teman Ahok, Hasan Nasbi, menyebut bahwa tuduhan adanya gelontoran dana Rp30 miliar untuk relawan pendukung Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok, Teman Ahok, yang bersumber dari dana kontribusi tambahan perusahaan pengembang reklamasi, merupakan gerakan partai politik untuk menjegal langkah komunitas relawan itu.
"Pasti ada partai-partai yang tidak suka dengan gerakan Teman Ahok," ujar Hasan, saat dihubungi melalui sambungan telepon pada Kamis, 16 Juni 2016.
Menurut Hasan, gerakan itu dilakukan pihak yang tidak setuju dengan upaya yang dilakukan Teman Ahok. Gerakan itu dianggap selama ini seolah mengesampingkan peran partai politik dalam proses pemilihan kepala daerah, partai politik kemudian menghembuskan isu untuk membuat citra Teman Ahok negatif.
"Mereka akan lakukan segala cara untuk mendiskreditkan Teman Ahok," ujar Hasan.