Harapan Prabowo Subianto kepada Golkar

Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto
Sumber :
  • Facebook

VIVA.co.id – Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto mengucapkan selamat kepada Partai Golkar yang sukses dalam menyelenggarakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) 2016 di Bali.

Prabowo juga mengucapkan selamat atas terpilihnya Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Golkar dan Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai Golkar hasil Munaslub Bali.

“Semoga Partai Golkar tetap memenuhi peran sejarah dan panggilannya untuk berbakti kepada kemerdekaan dan kejayaan bangsa Indonesia,” ujar Prabowo dalam akun resmi Facebook-nya, Rabu, 18 Mei 2016.

Dalam arena Munaslub, Partai Golkar menyatakan resmi keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan bergabung bersama koalisi Pemerintah, Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

Golkar menyusul Partai Amanat Nasional (PAN) yang lebih dulu bergabung ke Pemerintah. Keputusan Golkar ini memperkuat hasil Rapimnas yang digelar awal 2016.

"Saya dan Partai Gerindra akan selalu menjalin hubungan baik dan kerja sama dengan semua pihak yang setia berjuang untuk bangsa dan negara, serta rakyat Indonesia yang kita cintai," kata Prabowo.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan tidak kaget dengan perkembangan politik yang terjadi sekarang. Termasuk bergabungnya Golkar ke Pemerintah.

"Tidak mengagetkan. Kami sudah memperkirakan keputusan (Golkar pro pemerintah) tidak akan berubah," kata Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 17 Mei 2016.

Menurut Muzani, Gerindra saat ini tetap konsisten menjadi partai oposisi pemerintah. Namun, Gerindra mengaku tidak berniat menjegal pemerintah, tapi hanya memberikan pengayaan.

"Sebagai kekuatan oposisi di Senayan yang sendirian, Gerindra siap bersama-sama dan sendiri. Kami juga harus fair sebagai oposisi. Kami ingin pemerintah berjalan efektif," ujar Muzani.

Setelah ini, apakah KMP masih akan mengadakan pertemuan? Muzani yakin, KMP masih tetap melakukan silaturahmi, karena mengingatkan pada masa-masa pemilihan presiden lalu.

"KMP kalau kumpul-kumpul kenangan masa Pilpres. Reunian. Itu kopi-kopi kawan lama. Silaturahmi. Perannya sudah berbeda," kata Muzani.