Pengamat Politik: Ahok Anggap Birokrasi Seperti Mesin
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
VIVA.co.id - Pengamat Politik Agung Suprio menilai pendekatan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dengan birokrasi berbeda. Menurutnya, Ahok lebih terbuka.
"Dengan style-nya dia, orang seberang, tegas, keras, termanifestasi dalam setiap rapat," kata Agung dalam perbincangan dengan tvOne, Jumat, 29 April 2016.
Namun, Agung mengingatkan bahwa birokrasi bukan berarti tidak punya hati. Sebab, birokrasi berisi manusia yang punya sifat-sifat manusia.
"Seorang pemimpin melihat mereka sebagai mesin yang bisa diganti. Ada problem sisi humanis di sini yang dilupakan Ahok," ujar Agung.
Agung mengatakan birokrasi berbeda dengan karyawan swasta. Swasta, uang yang diberikan dari bosnya, sedangkan birokrasi tidak.
"Ahok ini mempertontonkan birokrasi seperti mesin. Dia seperti bos di dalam organisasi swasta, bukan pemerintahan. Ini menyalahi kaidah birokrasi," ujar Agung.
Meski demikian, Agung melihat Rustam Effendi yang mundur sebagai Wali Kota Jakarta Utara juga tidak sepenuhnya benar. Sebagai bagian dari birokrasi, dia seharusnya tunduk pada atasan. Ketiaka dimaki-maki Ahok di rapat, tidak perlu merefleksikan ke Facebook.
"Ada semacam tarik menarik politik menjelang pilkada, sikap Rustam di Facebook menjadikan disharmonisasi birokrasi lebih luas. Tidak pas. Tapi Ahok juga keliru memaknai birokrasi sebagai mesin belaka,” kata Agung. (ase)