NU Diminta Tularkan Gagasan Islam Nusantara ke Timur Tengah

Ketua PBNU Said Aqil Siradj bertemu Wapres Jusuf Kalla
Sumber :
  • VIVA/Fajar GM

VIVA.co.id – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj mengatakan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menyampaikan keprihatinannya karena pemimpin-pemimpin negara Islam yang sedang berperang, membawa permusuhan politik antar negara saat pemimpin-pemimpin itu bertemu langsung dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 6 dan 7 Maret 2016 lalu.

"Pak JK melihat betapa pemimpin negara Islam tidak bersalaman ketika bertemu. Permusuhan antar negara dibawa hingga ke sidang," ujar Said Aqil di Kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu, 27 April 2016.

Said menyebut pemimpin yang sering terang-terangan menunjukkan sikap bermusuhan adalah Raja Salman dari Arab Saudi dan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad. Dalam berbagai kesempatan, kedua pemimpin Muslim tidak saling menyapa.

Sementara, dengan pemimpin negara non-Muslim seperti Presiden Amerika Serikat Barrack Obama, Raja Salman dan beberapa pemimpin negara Islam justru menunjukkan sikap bersahabat. "Itu memalukan, seperti tindakan anak kecil," ujar Said.

Maka dari itulah, Said mengatakan, dalam kesempatan International Summit of The Moderate Islamic Leader (ISOMIL) yang akan diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 9 hingga 11 Mei 2016, dia diamanati Jusuf Kalla untuk menyampaikan konsep 'Islam Nusantara' kepada para ulama dari negara Muslim yang akan menghadiri pertemuan lanjutan dari KTT OKI itu.

"Beliau (JK) berpesan, sudah saatnya NU ‘mengekspor’ gagasan Islam Nusantara ke negara-negara Timur Tengah," ujar Said.

Said mengatakan, kepada para ulama Timur Tengah, ia akan menyampaikan Islam Nusantara merupakan salah satu pemahaman ajaran Islam yang menyebarkan perdamaian.

Islam Nusantara, seperti konsep ajaran Islam yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, merupakan ajaran yang menekankan persaudaraan antar sesama umat Muslim.

Dengan ajaran itu, diharapkan para pemimpin negara Islam memahami, sikap saling bermusuhan yang sering mereka tunjukkan kepada sesamanya, adalah hal yang tidak benar.

"Sikap yang ditunjukkan mereka (para pemimpin negara Islam yang bermusuhan), jauh dari ajaran agama Islam yang sesungguhnya. Yang ramah dan menebarkan hidayah. Islam tidak seperti itu (menunjukkan sikap bermusuhan antar sesama)," ujar Said.