'Koalisi Partai Politik Ibarat Rumah di Atas Pasir'
Senin, 11 April 2016 - 12:57 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Pengamat politik pada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Zuhro, menilai belum ada koalisi partai politik di Indonesia yang benar-benar kokoh dan langgeng. Koalisi tak pernah benar-benar dibentuk untuk kepentingan strategis, melainkan pertimbangan pragmatis semata.
Baca Juga :
Dia mencontohkan Koalisi Merah Putih (KMP) yang sebelumnya dibentuk sebagai kekuatan penyeimbang bagi pemerintah dan sempat disebut sebagai koalisi permanen. KMP seolah bubar perlahan setelah partai anggotanya rontok satu per satu dan cenderung berbalik mendukung pemerintah.
Zuhro menyebut contoh fenomena termutakhir, yakni Partai Persatuan Pembangunan (PPP), yang sedikit lagi resmi menjadi pendukung pemerintah setelah Romahurmuziy terpilih sebagai Ketua Umum dalam Muktamar di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, pada Sabtu, 9 April 2016. Langkah PPP didahului Partai Amanat Nasional (PAN) dan kemudian segera disusul Partai Golkar. Sekarang hanya Partai Gerindra dan PKS yang masih bertahan di KMP.
“Koalisi Merah Putih terbukti tak tahan banting. Loyo menghadapi kekalahan pasangan Prabowo-Hatta (pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pemilu Presiden tahun 2014,” kata Zuhro melalui keterangan tertulis kepada VIVA.co.id pada Senin, 11 April 2016.
Pola pelemahan koalisi itu hampir serupa, yakni menciptkan konflik internal pada masing-masing partai anggota, yang kemudian terjadi kepengurusan ganda. Satu kepengurusan yang dianggap lebih berpihak kepada pemerintah akan mendapatkan dukungan politik dan hukum dari penguasa. Lalu kepengurusan yang lain makin melemah dan tak lagi memiliki daya tawar.
Koalisi pun akhirnya melemah perlahan dan tak lagi memiliki pengaruh yang signifikan sebagai penyeimbang bagi pemerintah. “Partai-partai politik membangun koalisi seperti membangun rumah di atas pasir, mudah hilang disapu air,” ujarnya.