SBY Tidak Mau Pensiun dari Demokrat
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, memastikan tidak akan pensiun usai masa kepemimpinannya di partai berakhir pada 2019. SBY menegaskan akan terus mengontrol partai berlambang bintang Mercy tersebut dalam waktu yang tidak terbatas.
"Saya akan aktif di situ untuk memastikan kader-kader kita siap mengemban tugas ke masa depan, bukan hanya sampai 2019," kata SBY di hadapan para kader Demokrat dalam rangkaian Tour de Java, Minggu, 20 Maret 2016.
Sampai akhir masa bakti kepengurusan hasil kongres di Surabaya, SBY akan mendidik, melatih, dengan sungguh-sungguh 5.000 kader. Sehingga mereka betul-betul menjadi partai yang profesional dan modern.
"Kita bicarakan pendidikan dan latihan kader termasuk leadership training ke depan. Insya Allah minggu depan Partai Demokrat akan menyelanggarakan penataran tingkat nasional, upgrading," ujarnya.
SBY menuturkan, pelatihan itu akan digelar selama satu minggu penuh, diikuti oleh para pemimpin dan kader utama partai. Dia mengambil tajuk 'Negara, Pemerintahan, dan Sistem Nasional', termasuk implementasi dalam ilmu pemerintahan dan pembangunan.
Mantan Presiden dua periode itu ingin kader Demokrat apabila mendapat kesempatan menjadi kepala daerah, menteri, apalagi presiden dan wapres, menjadi anggota parlemen, pusat dan daerah, yang mengemban fungsi dan tugas di lembaga negara dan pemerintahan, cakap. Mengetahui betul tentang negara dan pemerintahan dan sistem nasional yang berlaku.
"Tahu bagaimana mengambil keputusan strategis, menetapkan kebijakan, menjalankan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan," kata SBY lagi.
SBY menegaskan, kemampuan tersebut sangat-sangat penting. Sebab, negara akan ada selamanya.
"Anggota G20, ekonomi terbesar di Asia Tenggara. Penduduknya nomor 4 di dunia, wilayahnya luas. Punya masa depan yang insya Allah cerah," imbuhnya.
Bagi SBY, wajib hukumnya, siapa yang menyelenggarakan negara, pemimpin mengetahui tentang seluk beluk negara, pemerintahan, dan sistem nasional. Semua itu agar negara ini sukses dalam perjalan hidupnya di abad ke-21. (ren)