Kepala Daerah Perempuan Harus Berani Tak Patriarkis

Ilustrasi suasana saat Pilkada Serentak.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi

VIVA.co.id – Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Maharddhika, menjelaskan hasil penelitiannya terkait dengan keberhasilan kaum perempuan menempati kursi kepala daerah pada Pilkada Serentak 2015 silam.

Para calon kepala daerah perempuan dianggap cukup berhasil hingga tak sedikit yang menang. Namun kepala daerah perempuan dinilai punya tantangan berat soal kebijakan yang tak patriarkis.

"Bayang-bayang kuasa laki-laki akan menyandera perempuan untuk membuat kebijakan yang berhadapan dengan transaksi. Perempuan harus mempertahankan kekuasaan dari kekuatan laki-laki," kata Maharddhika di Jakarta Selatan, Senin, 29 Februari 2016.

Dia mencatat, dari 124 kandidat kepala daerah perempuan yang maju di pilkada serentak, 46 kandidat menang dan menjadi pemimpin daerah. Oleh karena itu para kaum hawa memiliki posisi strategis membuat kebijakan yang berperspektif gender dan pro terhadap perempuan.

"Ada banyak tantangan yang harus dihadapi (kepala daerah) perempuan dalam melaksanakan tugasnya. Banyak di antara mereka yang terpilih namun masih berada di bawah tantangan patriarki," kata dia lagi.

Saat ini hanya 34 persen kebijakan daerah yang pro perempuan menurut Perludem. Hal tersebut menunjukkan masih sulitnya para perempuan membuat kebijakan yang ramah terhadap kaumnya sendiri.

Kata Maharddika, masyarakat, khususnya perempuan, berharap agar para kepala daerah perempuan bisa memperjuangkan hak-hak perempuan yang tak diperhatikan di sejumlah daerah selama ini.

"Harus melihat bagaimana prospek pemda perempuan yang dapat membuat kebijakan pro perempuan. Kita harus apresiasi keberanian kaum perempuan yang maju dalam pilkada," tuturnya. (ase)