Sebelum Aniaya PRT, Ivan Haz Teriak 'Saya Anggota DPR'
- VIVA.co.id/Reza Fajri
VIVA.co.id - Anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) Maman Imanul Haq mengatakan kasus-kasus pidana yang melibatkan Fanny Safriansyah atau Ivan Haz menambah suram wajah DPR RI.
Selain sering bolos dan terlibat kasus narkoba baru-baru ini, publik juga belum lupa dengan kasus pemukulan Ivan terhadap asisten rumah tangganya.
"Karena jarang masuk, melakukan kekerasan dengan arogan. Kalau kawan-kawan dengar kata-katanya mengerikan. 'Kamu tahu enggak siapa saya? Saya ini anggota DPR. Saya ini anaknya Hamzah Haz'. Setelah itu dia lakukan kekerasan," kata Maman di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 25 Februari 2016.
Maman menjelaskan, panel di MKD sudah bergerak menangani kasus ini. Panel tersebut berasal dari luar anggota MKD, salah satunya adalah seorang romo. "Dari pembicaraan saya dengan romo ini (nasib Ivan) agak sulit. Sanksinya akan berat dan harus jadi pelajaran bagi anggota DPR lain," ujar Maman.
Mengenai sanksi pemecatan, Maman menyatakan hal itu ada di tangan panel. Masa kerja panel kasus ini sudah berlangsung dua minggu, dan akan didorong untuk lebih cepat.
"Masa kerja panel kan cuma 3 bulan, ini sudah berlangsung maju di 2 minggu. Kalau ada tekanan publik ini lebih cepat," ujar politikus PKB ini.
Ivan Haz sebelumnya pernah dilaporkan atas dugaan penganiayaan terhadap pembantu rumah tangganya (PRT) bernama Toipah (20). Perbuatan Ivan dilakukan bersama-sama dengan istrinya, AN.
Dalam laporan bernomor LP/3993/IX/2015/PMJ/Ditreskrimum tanggal 30 September 2015 lalu, Toipah mengaku kerap mendapatkan kekerasan fisik dari majikannya itu. Namun, hingga saat ini Polda Metro tak kunjung memeriksa putra mantan Wakil Presiden Hamzah Haz tersebut. Alasannya belum mendapat .
Seiring waktu, Ivan Haz kembali berulah. Anggota DPR dari Fraksi PPP itu dikabarkan terjaring dalam razia narkoba di Perumahan Komando Strategis Angkatan Darat (Kostrad), Jakarta Selatan, pada Minggu, 22 Februari 2016 lalu. Dalam penggerebekan narkoba, Ivan terjaring bersama 3 aparat TNI, 5 aparat polisi, dan 6 warga sipil lainnya.