Komisi VIII Sayangkan Kemenag Tak Punya Informasi soal ISIS
Minggu, 17 Januari 2016 - 12:03 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Zahrul Darmawan
VIVA.co.id - Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay menyayangkan adanya ketidaksamaan informasi yang dimiliki Kepolisian dan Kementerian Agama (Kemenag) mengenai keberadaan Daulat Islamiyah (ISIS) di Indonesia. Pasalnya, pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, belum bisa memastikan ada atau tidaknya jaringan ISIS di Tanah Air.
Padahal, Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah mengidentifikasi adanya jaringan ISIS di Indonesia. Bahkan, pelaku teror Bom Sarinah menurut Kepolisian adalah bagian dari ISIS yang dipimpin Bahrul Naim.
"Ini berarti tidak ada koordinasi antara pihak Kepolisian, BNPT dan Kementerian Agama. Padahal, Kementerian Agama semestinya bisa dijadikan sebagai ujung tombak dalam melakukan sosialisasi dan antisipasi bahaya radikalisme dan terorisme di Indonesia," ujar Saleh melalui rilis pers pada Minggu, 17 Januari 2016.
Dia menyayangkan data soal ISIS ini masih secara ekslusif dimiliki Kepolisian dan BNPT. Padahal, Kementerian Agama dinilai harus berperan efektif dalam gerakan deradikalisasi di masyarakat.
"Kantor Urusan Agama (KUA) itu kan menyebar di seluruh Indonesia. Hampir seluruh kecamatan memiliki KUA. Ada PNS yang bekerja di sana. Tugasnya ya membina dan memfasilitasi umat dalam menjalankan agama. Sayang sekali kalau jaringan seperti ini tidak dimanfaatkan," kata ketua komisi yang mengurusi soal agama dan sosial ini.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut berharap Kemenag bisa lebih proaktif bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam sosialisasi deradikalisasi di Indonesia.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, Kepolisian sudah bisa mengidentifikasi 4 pelaku dari 7 korban tewas di ledakan Bom Sarinah. Mereka AFM, AM, DJ dan SN. Para pelaku diduga berafiliasi dengan jaringan garis keras dan terorisme ISIS.
"Tentu ini bisa kami deteksi dari berbagai sumber yang bisa kami lakukan pelacakan dari human intelligent dan IT," kata Badrodin soal penelusuran afiliasi jaringan itu. (one)
Baca Juga :
Padahal, Kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sudah mengidentifikasi adanya jaringan ISIS di Indonesia. Bahkan, pelaku teror Bom Sarinah menurut Kepolisian adalah bagian dari ISIS yang dipimpin Bahrul Naim.
"Ini berarti tidak ada koordinasi antara pihak Kepolisian, BNPT dan Kementerian Agama. Padahal, Kementerian Agama semestinya bisa dijadikan sebagai ujung tombak dalam melakukan sosialisasi dan antisipasi bahaya radikalisme dan terorisme di Indonesia," ujar Saleh melalui rilis pers pada Minggu, 17 Januari 2016.
Dia menyayangkan data soal ISIS ini masih secara ekslusif dimiliki Kepolisian dan BNPT. Padahal, Kementerian Agama dinilai harus berperan efektif dalam gerakan deradikalisasi di masyarakat.
"Kantor Urusan Agama (KUA) itu kan menyebar di seluruh Indonesia. Hampir seluruh kecamatan memiliki KUA. Ada PNS yang bekerja di sana. Tugasnya ya membina dan memfasilitasi umat dalam menjalankan agama. Sayang sekali kalau jaringan seperti ini tidak dimanfaatkan," kata ketua komisi yang mengurusi soal agama dan sosial ini.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut berharap Kemenag bisa lebih proaktif bekerja sama dengan lembaga penegak hukum dalam sosialisasi deradikalisasi di Indonesia.
Sebelumnya Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti mengatakan, Kepolisian sudah bisa mengidentifikasi 4 pelaku dari 7 korban tewas di ledakan Bom Sarinah. Mereka AFM, AM, DJ dan SN. Para pelaku diduga berafiliasi dengan jaringan garis keras dan terorisme ISIS.
"Tentu ini bisa kami deteksi dari berbagai sumber yang bisa kami lakukan pelacakan dari human intelligent dan IT," kata Badrodin soal penelusuran afiliasi jaringan itu. (one)