Ben Anderson Dinilai Bisa Membaca Indonesia dari Dalam

Benedict Anderson, penulis Amerika
Sumber :
  • VIVA.co.id/www.uio.no
VIVA.co.id - Nahdlatul Ulama (NU) juga merasa kehilangan atas meninggalnya Indonesianist
Benedict Anderson. Bagi kaum intelektual NU, Benedict merupakan ilmuwan jempolan yang totalitas dan integritasnya dalam membaca Indonesia tidak diragukan.

Intelektual muda NU yang juga Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Akhmad Muzakki, menilai Ben Anderson merupakan sosok intelektual yang melihat Indonesia secara total dan berintegritas tinggi.

"Karena totalitasnya yang tinggi sehingga Pak Ben Anderson ini membaca Indonesia dari sisi
insider. 
Tidak seperti umumnya ilmuwan barat lain yang melihat Indonesia dari perspektif elite," kata Zakki kepada
VIVA.co.id
, Minggu, 13 Desember 2015.


Karena itu, lanjut Sekretaris PWNU Jatim itu, tidak heran jika Benedict pernah berpandangan bahwa NU adalah Gus Dur dan Gus Dur adalah NU, ketika Presiden ke-4 RI itu menjadi titik pusat gerakan kaum nahdliyin di masa orde baru. "Karena waktu itu Gus Dur memang menjadi titik sentralnya," papar Zakki.


Bagi Dekan Fakultas Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam (Febi) UINSA itu, Benedict satu di antara sedikit
Indonesianist
jempolan dan jadi rujukan akademisi. "Beliau jadi
role model b
agi siapa pun yang ingin menjadi akademisi jempolan," kata alumnus Australian National University (ANU) Canberra Australia itu.


Benedict meninggal di Batu, Malang, Jawa Timur, Sabtu, 12 Desember 2015. Benedict tutup usia saat menginap di Hotel Jolotundo, Malang.


Benedict merupakan salah seorang
Indonesianist
, dan banyak menulis buku yang cukup terkenal. Di antaranya
Imagined Communities
, serta
Revolusi Tiga Bendera.