Politisi PAN Nilai Kemarahan Luhut Salah Alamat
Sabtu, 12 Desember 2015 - 09:00 WIB
Sumber :
- VIVA.co.id/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Dalam keterangan pers di kantornya, Jumat, 11 Desember 2015, Menkopolhukam Luhut Binsar Pandjaitan marah karena kasus pencatutan namanya di isu "Papa Minta Saham". Luhut mengaku mulai terusik. Keluarganya pun mulai terusik dengan kasus ini.
Kemarahan itu ternyata justru menimbulkan pertanyaan yang juga mengusik. Ketua DPP PAN, Teguh Juwarno, juga mempertanyakan kemarahan Luhut tersebut.
"Kemarahan Menkopolhukam Luhut BP dalam konferensi pers di kantornya ditujukan kepada siapa? Seharusnya Luhut tidak perlu preskon karena yang paling banyak menyebut nama dia dalam rekaman yang beredar adalah MRC dan SN," ujar Teguh, saat dihubungi, Sabtu, 12 Desember 2015.
Menurut Teguh, semestinya sebagai menkopolhukam, Luhut langsung mencari di mana MRC dan SN, untuk menanyakan langsung kepada yang bersangkutan.
"Bukankah dia (Luhut) mengaku berkawan sejak lama dengan MRC dan SN. Jadi, konferensi pers tersebut salah alamat alias tidak ada gunanya," kata Teguh.
Teguh yakin, Luhut bisa mengoordinasi kepolisian dan kejaksaan untuk membantu Presiden menyelesaikan masalah ini. Apalagi, hingga kini tidak diketahui di mana keberadaan MRC.
Termasuk menyelidiki, apa motif MRC dan SN menyebut-nyebut namanya sebagai orang yang bisa memberi pengaruh ke Presiden Jokowi.
"Jadi, nggak cocok marah-marah. Kan disebutnya dengan bersahabat. Yang cocok marah, ya Jokowi," lanjut Teguh.
Baca Juga :
Kemarahan itu ternyata justru menimbulkan pertanyaan yang juga mengusik. Ketua DPP PAN, Teguh Juwarno, juga mempertanyakan kemarahan Luhut tersebut.
"Kemarahan Menkopolhukam Luhut BP dalam konferensi pers di kantornya ditujukan kepada siapa? Seharusnya Luhut tidak perlu preskon karena yang paling banyak menyebut nama dia dalam rekaman yang beredar adalah MRC dan SN," ujar Teguh, saat dihubungi, Sabtu, 12 Desember 2015.
Menurut Teguh, semestinya sebagai menkopolhukam, Luhut langsung mencari di mana MRC dan SN, untuk menanyakan langsung kepada yang bersangkutan.
"Bukankah dia (Luhut) mengaku berkawan sejak lama dengan MRC dan SN. Jadi, konferensi pers tersebut salah alamat alias tidak ada gunanya," kata Teguh.
Teguh yakin, Luhut bisa mengoordinasi kepolisian dan kejaksaan untuk membantu Presiden menyelesaikan masalah ini. Apalagi, hingga kini tidak diketahui di mana keberadaan MRC.
Termasuk menyelidiki, apa motif MRC dan SN menyebut-nyebut namanya sebagai orang yang bisa memberi pengaruh ke Presiden Jokowi.
"Jadi, nggak cocok marah-marah. Kan disebutnya dengan bersahabat. Yang cocok marah, ya Jokowi," lanjut Teguh.