Tolak BG Jadi Kapolri, Jokowi Dimaki-maki Megawati
Kamis, 3 Desember 2015 - 06:10 WIB
Sumber :
- Vivanews/FajarSodiq
VIVA.co.id - Satu per satu, kejadian-kejadian mengejutkan dalam transkripan rekaman Ketua DPR Setya Novanto, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin dan pengusaha Muhammad Riza Chalid, terungkap ke publik.
Salah satunya adalah proses pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri yang saat itu akan menggantikan Jenderal Sutarman. Dalam transkripan tersebut, diketahui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan murka dengan Presiden Jokowi karena tidak setuju Komjen BG menjadi Kapolri.
"Di Solo ada…, ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto, pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza yang tengah berbicara dengan Maroef.
Konteks pembicaraan adalah, Riza dan Novanto tengah memberitahu Maroef soal sikap keras kepala Jokowi (koppig) ketika telah memutuskan atau memilih sesuatu.
"Padahal, ini orang (BG) baik kekuatannya (Jokowi) apa, kok sampai seleher melawan Megawati," lanjut Riza.
Riza mempertanyakan alasan Jokowi menolak BG. Padahal pada waktu Pilpres, BG begitu berjasa dengan ngotot memenangkan pertarungan meski dengan berbagai cara yakni menggelar operasi gelap.
"Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan," kata Riza.
"Termasuk Papua," timpal Setya Novanto.
Riza pun membenarkan bahwa Papua termasuk daerah lapangan kubunya yang rusak. Noken mereka habis.
"Habis Pak, hampir setengah triliun," Novanto menegaskan kepada Maroef. (ren)
Baca Juga :
Salah satunya adalah proses pencalonan Komisaris Jenderal Budi Gunawan menjadi Kapolri yang saat itu akan menggantikan Jenderal Sutarman. Dalam transkripan tersebut, diketahui Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan murka dengan Presiden Jokowi karena tidak setuju Komjen BG menjadi Kapolri.
"Di Solo ada…, ada Surya Paloh, ada si Pak Wiranto, pokoknya koalisi mereka. Dimaki-maki Pak Jokowi itu sama Megawati di Solo. Dia tolak BG. Gila itu, saraf itu," kata Riza yang tengah berbicara dengan Maroef.
Konteks pembicaraan adalah, Riza dan Novanto tengah memberitahu Maroef soal sikap keras kepala Jokowi (koppig) ketika telah memutuskan atau memilih sesuatu.
"Padahal, ini orang (BG) baik kekuatannya (Jokowi) apa, kok sampai seleher melawan Megawati," lanjut Riza.
Riza mempertanyakan alasan Jokowi menolak BG. Padahal pada waktu Pilpres, BG begitu berjasa dengan ngotot memenangkan pertarungan meski dengan berbagai cara yakni menggelar operasi gelap.
"Kita mesti menang Pak dari Prabowo ini. Kalian operasi, simpul-simpulnya Babimnas. Bapak ahlinya, saya tahu saya tahu itu. Babimnas itu bergerak atas gerakannya BG sama Pak Syafruddin. Syafruddin itu Propam. Polda-polda diminta untuk bergerak ke sana. Rusaklah kita punya di lapangan," kata Riza.
"Termasuk Papua," timpal Setya Novanto.
Riza pun membenarkan bahwa Papua termasuk daerah lapangan kubunya yang rusak. Noken mereka habis.
"Habis Pak, hampir setengah triliun," Novanto menegaskan kepada Maroef. (ren)