Politikus PDIP: Kabinet Jokowi Akan Dikocok Ulang

Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA.co.id - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat, Effendi Simbolon, menyatakan bahwa kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah kurang menjawab kebutuhan rakyat.

Kebijakan di sektor ekonomi menjadi sorotan, karena dianggap tidak berpihak kepada kepentingan rakyat.
 
Menurut politikus PDI Perjuangan, isu reshuffle atau perombakan kabinet menjadi menguat karena masyarakat mendesak pemerintah untuk dapat memenuhi janjinya seperti yang pernah disampaikan pada saat kampanye Pilpres lalu.

"Kalau kita melihat perkembangan dari perkembangan, memang kelihatannya kabinet ini akan dikocok ulang," ujar Effendi Simbolon di Gedung DPR RI pada Kamis, 19 November 2015.

Namun, Effendi berharap jika nantinya reshuffle dilakukan, menteri-menteri yang terpilih nantinya diharapkan dapat membuat kebijakan-kebijakan efektif yang langsung memberi dampak kepada rakyat, khususnya dari segi ekonomi.

"Output dari kabinet ini kurang bisa menjawab tantangan dari rakyat, terutama di sektor ekonomi. Kalau kemudian ada wacana me-reshuffle di sektor ekonomi, pertanyaannya apakah akan melanjutkan kebijakan yang sama," ujar Effendi.

Sebelumnya, mantan Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi menyatakan agar nantinya pada reshuffle jilid II, Presiden Jokowi dapat secara tepat memilih menteri-menteri terbaik yang mau bekerjasama untuk membangun bangsa.

Ketepatan Presiden memilih menteri dapat menetukan suksesnya kinerja suatu kabinet pemerintahan.

 "Terserah Presiden saja mau melakukan reshuffle, yang penting setelah reshuffle lebih baik dari sebelum reshuffle," ujar KH Hasyim Muzadi beberapa waktu lalu.

Menurut Hasyim, ada tiga syarat yang dapat menjadi pertimbangan Jokowi dalam memilih pasukan barunya.

"Harapan saya cuman satu, dari partai manapun silakan. Tapi masalah integritas, kompetensi dan juga loyalitas dari Menteri yang akan diangkat ini harus jelas. Sehingga kalau tiga syarat itu tidak dipenuhi, itu (para menteri) bisa dikembalikan untuk ditukar dengan tenaga-tenaga yang lain," jelasnya.

Mantan Ketua Umum PBNU itu juga tidak mempermasalahkan terkait banyaknya pergantian yang dilakukan Presiden Jokowi di tubuh kabinetnya.

Terhitung, jika dalam waktu dekat reshuffle dilaksanakan, maka dalam tahun Jokowi telah melakukan dua kali perombakan dalam kabinetnya setelah pada Agustus lalu, reshuffle jilid I terealisasi.

"Ah, tidak apa-apa itu, itu try and error biasa di negara manapun," ujar Hasyim. (ase)