Pilkada Serentak, 17 Daerah di Jateng Rawan Ricuh
- VIVA.co.id/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id - Sebanyak 17 kabupaten/kota di Jawa Tengah diperkirakan dalam kondisi rawan ricuh saat pelaksanaan kampanye pasangan calon.
Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Jawa Tengah, Teguh Purnomo, mengatakan, ada lima aspek yang mendasari dugaan kerawanan yang mungkin terjadi pada gelaran pilkada di sejumlah tempat.
"Pemetaan kami dari lima aspek dinamika sosial budaya yang berkembang saat ini," kata Teguh, di Semarang, Selasa, 8 September 2015.
Lima aspek itu antara lain, sikap profesionalisme penyelenggara pemilu, permainan politik uang (money politic), akses pengawasan peserta pemilu, keaktifan partisipasi masyarakat, dan kondisi keamanan tiap daerah.
Dari lima aspek tersebut, Bawaslu menilai dengan mengategorikan mulai dari sangat aman (0-1), aman (1-2), cukup rawan (2,1-3), rawan (3,1-4), dan sangat rawan (4,1-5).
"Hasil penilaian itu, kemudian diperoleh hasil bahwa ada 17 daerah rawan kericuhan dalam masa kampanye pilkada serentak," kata mantan ketua KPU Kebumen tersebut.
Sebanyak 17 kabupaten/kota yang masuk kategori rawan antara lain; Kabupaten Sragen (2,86), Kabupaten Boyolali (2,68), Kabupaten Sukoharjo (2,61), Kabupaten Pemalang (2,56), Kota Semarang (2,54), Kabupaten Blora (2,53), Kabupaten Kebumen (2,46), Kabupaten Wonogiri (2,46), dan Kabupaten Kendal (2,43).
Selanjutnya, Kabupaten Rembang (2,43), Kabupaten Grobogan (2,38), Kabupaten Purworejo (2,36), Kabupaten Demak (2,33), Kota Pekalongan (2,28), Kota Magelang (2,23), Kabupaten Klaten (2,13), serta Kabupaten Semarang (2,01).
Dari 17 daerah yang masuk kategori rawan, Kabupaten Sragen masuk dalam daerah yang paling rawan dengan indeks penilaian tingkat kerawanannya mencapai 2,86. Sementara itu, empat daerah lain yang memiliki indeks aman adalah Kota Surakarta (1,9), Kabupaten Pekalongan (1,8), Kabupaten Purbalingga (1,8), dan Kabupaten Wonosobo (1,5).