Partai Demokrat "Main Mata" dengan Pemerintah
- ANTARA FOTO/Zabur Karuru
VIVA.co.id - Presiden Joko Widodo akhirnya hadir dalam pembukaan Kongres Demokrat IV di Surabaya, Jawa Timur, Selasa 12 Mei 2015.
Jokowi bahkan mendapat waktu khusus untuk berpidato di hadapan ribuan kader Demokrat. Di podium, Jokowi sempat melontarkan kelakar renyah yang disambut tepuk tangan peserta kongres.
"Pak SBY mohon Pak Ruhut diberikan penghargaan. Telepon saya tiga kali. Sekali waktu saya masih Jayapura, telepon lagi di Merauke, telepon lagi saya di luar negeri di Papua Nugini," ujar Jokowi bercanda.
Yang dimaksud Jokowi adalah Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul. Saat Pilpres 2014, Ruhut termasuk yang lantang memberikan dukungan kepada Jokowi saat partainya sendiri tak secara resmi mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Selain telepon, lanjut Jokowi, Ruhut juga mengirim SMS kepadanya untuk hadir dan membuka Kongres ke-IV Partai Demokrat.
Hingga pukul 10.00 WIB, Presiden Joko Widodo dilaporkan batal menghadiri Kongres Demokrat. Namun, menjelang petang Jokowi dipastikan hadir dalam pembukaan.
"Tadi pak Luhut Binsar Panjaitan sudah telpon saya dan memastikan bapak Presiden akan hadir. Pak Presiden akan transit mendarat di Juanda pada pukul 4 sore dan selanjutnya menuju ke arena kongres," kata Ruhut Sitompul di lokasi kongres, Surabaya, Selasa, 12 Mei 2015.
Menurut Ruhut, pihaknya sudah mempersiapkan rencana penjemputan orang nomor satu RI itu di Bandara Juanda. "Nanti aku dan Pakde Karwo (Gubernur Jawa Timur Soekarwo) yang jemput dari bandara menuju Shangri-la Hotel," katanya menambahkan.
Penyeimbang yang Bermain Mata
Kehadiran Presiden Joko Widodo dalam pembukaan Kongres Demokrat dianggap mampu memberikan pesan positif terhadap partai politik. Apalagi dalam pidatonya Jokowi juga menyatakan akan berusaha hadir dalam setiap kegiatan partai politik. Ini menunjukkan jika partai politik juga bisa duduk bersama tanpa melulu berhadap hadapan.
"Ini nuansa membuat politik supaya cair," ujar pengamat Politik LIPI Siti Zuhro yang dihubungi VIVA.co.id, Rabu 13 Mei 2015.
Kesan positif dipastikan terbentuk pada asumsi publik tentang partai politik. "Ini teduh meneduhkan. Ketika ada friksi, Koalisi Merah Putih (KMP) mau impeach. Ini kan lebih bagus karena pada dasarnya harmoni politik lebih bisa diterima dibanding aransemen politik," kata perempuan yang akrab disapa Wiwieq ini.
Dalam wawancaranya dengan tvOne, sehari jelang pembukaan kongres, mantan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan partainya akan tetap berada di luar pemerintahan.
Namun, Wiwiq punya pendapat berbeda. Meski sebagai penyeimbang, namun Demokrat tengah bermain mata dengan pemerintah. "Itu mungkin. Dengan mengundang (Jokowi untuk membuka Kongres IV Demokrat) bisa jadi pintu masuk. Ada kalkulasi politik," ujarnya.
Kalkulasi makro, kata Zuhro, adalah menurunkan tensi suhu politik. Tapi juga tak mengurangi keuntungan mikro yang tengah disusun partai berlambang Mercy itu. "Dia meletakkan dirinya sebagai penyeimbang. Tapi real politik dia sebetulnya bermain mata," ujarnya menambahkan.
Bukan sekedar agar berada di kabinet, melainkan ada target politik yang tengah diincar Partai Demokrat. Target mikro salah satunya adalah menghitung keuntungan untuk tahun 2019. "Ini permainan pencitraan juga, Demokrat itu tidak suka konfrontasi, bahkan meminta ibu Mega hadir agar Demokrat disebut santun berpolitik. Lagi lagi pencitraan."
(mus)