Ani Yudhoyono Tak Mau Ajukan Ibas untuk Sekjen Demokrat

Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu
VIVA.co.id
- Kristiani Herawati alias Ani Yudhoyono menegaskan tak mau ikut campur dalam penyusunan kepengurusan pusat Partai Demokrat, meski sang Ketua Umum adalah suaminya, Susilo Bambang Yudhoyono.


Dia juga tak mau mendorong-dorong siapa pun, termasuk putranya, Edhi Baskoro Yudhoyono atau Ibas, menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.


"Ada (tim) formatur yang akan membicarakannya (susunan kepengurusan pusat Partai Demokrat. Tentu sama Bapak sebagai sebagai Ketua Umum," kata Ani di lokasi Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, Jawa Timur, Rabu 13 Mei 2013.


Menurut Ani, SBY dan anggota tim formatur tentu dapat memilah dan memilih kader yang tepat untuk menjabat posisi-posisi tertentu di kepengurusan pusat Demokrat.


Lagi pula, katanya, SBY sudah mengerti betul rekam jejak kader sehingga pasti berhati-hati dalam menyusun kepengurusan.


SBY, kata Ani, memiliki visi dan program serta lebih mengetahui hal yang terbaik untuk Partai Demokrat. Karena itu, dia pun merasa tak perlu ikut campur.


Mantan Ibu Negara itu hanya berkomitmen untuk selalu menyokong SBY. Itu pula yang dia lakukan selama ini, terutama sepanjang mendampingi SBY saat menjadi presiden.


"Support (dukungan) dari saya, pasti. Saya selama ini dukung Bapak, baik saat menjadi presiden, juga saat memimpin Partai Demokrat," kata Ani, yang kala itu ditemani menantunya, Siti Rubi Aliya Rajasa.


SBY ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020 dalam Kongres IV di Surabaya pada Selasa tengah malam. Semua pimpinan daerah Partai Demokrat bermufakat mencalonkan SBY sehingga pimpinan sidang segera memutuskan untuk menetapkan SBY sebagai Ketua Umum.


Sidang pemilihan Ketua Umum sempat diskors selama sepuluh menit karena pimpinan perlu menanyakan kesediaan SBY. Menurut E.E. Mangindaan, pemimpin sidang, SBY sempat mengajukan beberapa syarat, di antaranya, pencalonannya harus benar-benar disetujui semua peserta atau musyawarah mufakat dan komitmen untuk tetap menjaga kebersamaan.

"Semua sanggup. Semua sudah disetujui, maka kami ketok (mengesahkan) Pak SBY sebagai Ketua Umum," ujar Mangindaan.