Pendukung Pasek Tolak Aklamasi SBY, Demokrat Bali Terbelah

Susilo Bambang Yudhoyono
Sumber :
  • ANTARA/Andika Wahyu

VIVAnews - DPD Partai Demokrat Bali tengah dirundung masalah. Pasalnya, jelang kongres yang akan digelar tahun ini itu DPD Partai Demokrat Bali menggalang dukungan aklamasi untuk Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menjabat Ketua Umum Partai Demokrat.

Sejumlah kader lantas membentuk Kaukus Demokrat Bali. Ketua Kaukus Demokrat Bali, I Wayan Wijana, menyayangkan pernyataan Ketua DPD Demokrat Bali, I Made Mudarta yang menyatakan akan mengupayakan pemilihan SBY secara aklamasi.

"Bagi kami pernyataan itu terlalu prematur. Mestinya yang dilakukan adalah memperjuangkan aspirasi rakyat Bali," kata Wijana di Denpasar, Senin 05 Januari 2015.

Menurut dia, upaya aklamasi merupakan bukti telah terjadi penyimpangan AD/ART partai. "Kami akan menggalang gerakan ini menjadi besar mulai anak ranting, ranting DPAC hingga DPC."

Dalam waktu dekat, Wijana akan mengerahkan massa kaukus sejumlah 2 ribu orang. Sementara itu, Sekretaris Kaukus Demokrat Bali, Nyoman Agung Sariawan menegaskan jika Partai Demokrat merupakan milik bersama. "Bukan milik Mudarta perseorangan," ujarnya.

Agung kemudian membacakan enam poin sikap Kaukus Demokrat Bali. Pertama, sebagai kader dan pengurus selama ini tidak pernah dilibatkan atas keputusan yang mengatasnamakan seluruh kader dan pengurus untuk kembali mendukung SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

"Keputusan itu sepihak tanpa mekanisme kolektif kolegial yang sah dan dilakukan oleh segelintir oknum elit Partai Demokrat Bali," ujarnya.

Kedua, sebagai kader dan pengurus merasa bangga muncul nama Gede Pasek Suardika sebagai calon Ketua Umum Partai Demokrat.

"Kami mengapresiasi dan mendukung pencalonannya. Kami meminta agar dukungan kepada SBY agar dibatalkan," kata dia.

Ketiga, mereka meminta untuk segera mengisi kursi DPR RI yang ditinggalkan Jero Wacik. Keempat, menolak rekayasa penggalangan dukungan dan tanda tangan bermaterai oleh pemilik suara di seluruh Indonesia karena merusak citra Partai Demokrat.

"Kelima, kami menagih janji SBY yang menyatakan hanya mau menjadi ketua umum untuk menyelamatkan Partai Demokrat sampai Pileg dan Pilpres 2014."

Keenam, kata Agung, menolak memajukan jadwal Kongres Partai Demokrat dari Mei 2015 menjadi Februari 2015.