Plus dan Minus Bila Jokowi Bikin Partai Baru
- Antara
Jakarta, VIVA – Setelah dipecat oleh PDIP, Presiden RI ke-7 Joko Widodo, ditawari sejumlah partai untuk bergabung. Seperti Gerindra, Golkar hingga PAN, yang membuka pintu untuk Jokowi bisa bergabung. Walau tidak ada yang secara gamblang menawarkan posisi tertentu untuk eks Gubernur Jakarta tersebut.
Muncul berbagai usulan juga, agar Jokowi membuat partai baru. Pengamat politik Arif Nurul Imam, mengatakan salah satu yang bisa dilakukan oleh Jokowi memang membuat partai baru. Apalagi sebagai orang yang pernah menjadi Presiden RI dua periode (2014-2019 dan 2019-2024).
"Partai baru saya kira realistis. Mengingat Jokowi ini adalah tokoh apalagi mantan Presiden. Jika membangun kendaraan politik itu jauh lebih efektif jika partai tersebut bisa menang atau lolos di parlemen," jelas Arif kepada VIVA, Selasa 24 Desember 2024.
Menurut Direktur Eksekutif Skala Data Indonesia ini, dengan partai baru itu bisa memberi posisi yang strategis buat Jokowi. Sementara tawaran dari sejumlah partai saat ini, menurutnya belum konkrit karena tidak ada posisi strategis untuk Jokowi. Maka dengan partai sendiri dan berposisi strategis, menurutnya akan setara dengan sejumlah mantan Presiden RI yang kini menjadi elit partai.
"Dengan demikian Jokowi akan setara dengan mantan Presiden SBY dan manta Presiden Megawati selaku pucuk pimpinan tertinggi partai. Tidak dibawah kendali dan bayang-bayang orang lain," jelas Arif.
Situasi seperti itu adalah dengan syarat. Yakni bila nanti partai itu bisa lolos parlemen sehingga terlibat aktif dalam politik Tanah Air. "Tetapi dengan syarat jika itu partai lolos parlemen," katanya.
Bila lolos parlemen, menurut Arif, situasinya akan seperti itu. Jokowi akan setara dengan para mantan Presiden RI itu. Tetapi sebaliknya, maka Jokowi akan bisa ter-downgrade atau turun kelas.
"Disinilah juga ujian bagi Jokowi ketika membuat partai baru dan lolos maka Jokowi dipuji sebagai politisi. Tetapi ketika gagal membuat partai baru, Jokowi saya kira akan ter-downgrade sebagai politisi," jelasnya.
Dia mengatakan, memang bisa saja Jokowi membuat partai baru. Apalagi sebagai mantan Presiden. Namun lanjut dia, membuat partai baru bukan suatu yang mudah. Tidak saja persyaratannya tetapi juga penerimaan oleh publik. Bila selama ini Jokowi dikenal dengan elektabilitas yang tinggi, maka bila membuat partai baru ini menurutnya akan menjadi ujian.
"Partai baru bukan pekerjaan mudah. Tetapi bukan berarti tidak mungkin. Apalagi Jokowi ini mantan Presiden yang saya kira dulu memiliki elektabilitas dan pengaruh yang cukup tinggi," katanya.
"Persyaratan partai baru juga semakin rumit dan semakin panjang sehingga tidak mudah dilakukan oleh siapapun termasuk mantan Presiden Jokowi,".