Wamendagri Tegaskan Hasil Pilkada Jakarta 2024 Tetap Sah Meski Angka Golput Tinggi

Wamendagri, Bima Arya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 11 November 2024
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya menegaskan hasil rekapitulasi Pilkada Jakarta 2024 tetap sah meskipun angka golongan putih (golput) tinggi. Diketahui, angka golput di Pilkada Jakarta mencapai 42%.

"Ya tetap saja, itu valid (hasil rekapitulasi Pilkada Jakarta)," kata Bima Arya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Rabu, 11 Desember 2024.

Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya Sugiarto

Photo :
  • Kemendagri

Saat ini, menurut Bima, legitimasi yang harus dilihat adalah kinerja dari para kepala daerah yang terpilih. Dia mengungkap, banyak kepala daerah yang menang dengan suara tipis tapi bisa membangun kinerja yang sangat baik.

"Legitimasi berikutnya adalah legitimasi dalam hal kinerja pemerintahan, banyak juga yang terpilih dengan suara tipis ya, tapi kemudian bisa membangun legitimasi pemerintahan karena perform, karena memiliki kinerja yang baik begitu," ungkap dia. 

Maka dari itu, kata dia, saat ini masyarakat akan menanti kinerja dari para kepala daerah yang terpilih pada Pilkada Serentak tahun 2024.

"Jadi yang pasti babak ini sudah dilewati walaupun tingkat partisipasi politiknya di beberapa titik rendah. Nah, sekarang publik menunggu bagi para kepala daerah terpilih ini untuk menunjukkan legitimasinya melalui kinerjanya, dan itu akan kita awasi bersama-sama dengan pemerintah," pungkas Bima.

Sebelumnya diberitakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta menyebut partisipasi pemilih di Jakarta hanya mencapai 58 persen. Angka tersebut didapat usai rekapitulasi suara ketiga pasangan calon di tingkat 6 kabupaten/kota.

"Hasil rekapitulasi dari masing-masing kota ini sudah selesai dan kami mencatat tingkat partisipasi di DKI Jakarta ini mencapai 58 persen," kata Komisioner KPU Jakarta, Fahmi Zikrillah di Jakarta Pusat, pada Kamis, 5 Desember 2024.

Di sisi lain, Fahmi membantah formulir C6 atau surat undangan pencoblosan yang tak terdistribusi menjadi penyebab menurunnya partisipasi pemilih. 

Ia menjelaskan bahwa pihaknya sudah melalukan sosialisasi secara berkala untuk menyampaikan tahapan pencoblosan Pilkada Jakarta di berbagai platform media sosial.

"Saya kira C pemberitahuan itu sifatnya hanya memberitahukan saja. Sementara kami sudah melakukan banyak sosialisasi melalui media sosial, media online, dari teman-teman media juga sudah menyampaikan tahapan-tahapannya. Jadi saya kira tidak ada pengaruh, atau tidak menjadi penyebab C pemberitahuan terdistribusikan menjadi alasan tingkat partisipasi menjadi rendah. Saya kira tidak ada korelasinya," ujarnya.