Gus Miftah Mundur dari Utusan Khusus Presiden, Ahmad Sahroni: Keputusan Tepat

Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA -- Pendakwah yang juga Utusan Khusus Presiden, Miftah Maulana Habiburahman alias Gus Miftah memutuskan mundur buntut ramainya reaksi masyarakat atas sikapnya mengolok-olok penjual es teh manis, Sunhaji. 

Perbuatan Miftah itu membuat Presiden Prabowo Subianto turun tangan dengan memberi teguran.

Menanggapi langkah Miftah, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni angkat bicara. Politikus kelahiran Tanjung Priok Jakarta Utara yang pernah bekerja sebagai sopir itu, mengingatkan Gus Miftah untuk selalu menghargai sesama manusia, tanpa membedakan profesi atau latar belakang.

Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Ahmad Sahroni

Photo :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)

“Pastinya ucapan beliau sangat menyakiti hati banyak pihak dan sangat tidak pantas disampaikan oleh dan kepada siapapun. Apalagi Miftah ini kan seorang tokoh yang jadi panutan bagi pengikutnya,” kata Sahroni, Jumat, 6 Desember 202

“Kalau beliau bisa seperti itu, ditambah ada pembelaan bahwa ucapannya hanya ‘guyon’, dikhawatirkan ini jadi normalisasi bagi ucapan-ucapan jahat yang menghina orang lain. Makanya memang sanksi sosial yang muncul sudah bagus agar tidak terjadi lagi ke depannya,” ujar Sahroni menambahkan.

Lebih lanjut, Sahroni menyebutkan, sikap Gus Miftah yang mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden, merupakan langkah yang tepat.

“Saya lihat, keputusan Miftah untuk mundur dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden sudah tepat. Pemerintahannya Pak Prabowo ini baru dimulai, janganlah sampai diramaikan oleh huru-hara yang melukai nurani. Jadi mundurnya beliau ini sudah bagus sekali,” kata Bendahara Umum Nasdem tersebut. 

Di samping itu, Sahroni mengingatkan siapapun, baik itu pejabat, pengusaha, dan masyarakat luas, untuk selalu menaruh empati kepada sesama.

“Kita ini semua saudara, sebangsa dan setanah air, mencari rezeki di atas tanah yang sama. Jangan pernah memandang sebelah mata saudara kita, haram itu. Semua pekerjaan halal itu mulia,” ujarnya.