Kata Dasco soal Kans Jokowi Gabung Gerindra Usai Dipecat PDIP
- VIVA.co.id/Yeni Lestari
Jakarta, VIVA – Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad buka suara soal peluang Presiden RI ke-7 Joko Widodo, bergabung ke partainya usai dipecat sebagai kader PDI Perjuangan. Dasco menyebut, sejauh ini belum ada pembicaraan mengenai kans Jokowi bergabung ke partai yang dipimpin Prabowo Subianto itu.
"Saya nggak bisa jawab karena hal ini belum pernah dibahas di dalam partai dan saya tidak bisa mengataskan Partai Gerindra dalam menjawab hal ini," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 5 Desember 2024.
Dasco justru menjelaskan, yang kini menjadi bagian dari Partai Gerindra merupakan Bobby Nasution, menantu dari Jokowi.
Dia menyebut, Bobby telah menjadi bagian dari Partai Gerindra sebelum mencalonkan diri dalam Pilkada Sumatera Utara.
“Seingat saya kalau Pak Bobby itu sudah punya KTA (Kartu Tanda Anggota) Gerindra memang pada waktu mendaftar di Pilgub Sumut,” jelas Wakil Ketua DPR RI itu.
Sebelumnya diberitakan, Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa Presiden RI ke-7 Joko Widodo dan keluarganya, bukan lagi menjadi bagian dari partai berlambang kepala banteng tersebut. Sebelumnya Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution, adalah kader-kader PDIP.
Hal tersebut ditegaskan Hasto, saat menjawab pertanyaan awak media terkait nasib status Jokowi sebagai kader partai ditengah keputusan pemecatan 27 kader partai tersebut. Apakah Jokowi, Gibran dan Bobby termasuk bagian yang dipecat itu?
"Saya tegaskan kembali bahwa Pak Jokowi dan keluarga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDI Perjuangan," kata Hasto dalam konferensi pers yang digelar di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Desember 2024.
Hasto menyampaikan, bahwa partai telah menilai jika praktik-praktik politik yang dijalankan Jokowi dan keluarganya sudah tidak lagi sejalan dengan cita-cita PDIP, yang telah diperjuangkan sejak masa Bung Karno.
"Sehingga itulah yang terjadi, dan kemudian kita melihat bagaimana ambisi kekuasaan ternyata juga tidak pernah berhenti," ujarnya.