Sultan Husain Alting Sjah Sebut Pilkada Momentum Selamatkan Martabat Rakyat
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Maluku Utara, VIVA – Pasangan cagub-cawagub nomor 1 Maluku Utara (Malut) Husain Alting Sjah dan Asrul Rasyid meminta kepada seluruh masyarakat untuk memilih pemimpin yang jelas asal usulnya.
Hal tersebut diungkap Sultan dalam debat pamungkas pada Kamis, 21 November 2024.
"Dari lubuk hati juga kami ingin sampaikan semboyan Maluku Kie Raha, Ifa No Jou Lada, Lada Mansia Ngone Ua. Jangan pilih orang yang tidak tahu tentang asbab dan asal-usul kalian," kata Husain dalam keterangannya, Sabtu, 23 November 2024.
Di sisi lain, Sultan menegaskan bahwa hubungan antara pemimpin dan rakyat bukanlah sekadar hubungan formal. Rakyat menyerahkan urusan keamanan dan kesejahteraan kepada seorang pemimpin, bukan karena paksaan, apalagi karena iming-iming materi.
Mereka, kata dia, melakukannya karena keyakinan mendalam terhadap seorang pemimpin yang telah bersumpah untuk menjaga negeri ini dengan jiwa raganya.
“Sejak dahulu kala, hubungan pemimpin dan rakyat Maluku Utara senantiasa didasari oleh kepercayaan dan rasa hormat yang mendalam, bukan didasari oleh transaksi, bukan didasari oleh pemimpin yang berbisnis dengan rakyatnya, bukan didasari oleh mereka yang berani menukar suara rakyat dengan uang, percayalah, jika kita memilih pemimpin seperti itu, maka, rakyat sendirilah yang menanggung deritanya,” ucap Sultan.
Ia mengaku momentum Pilkada bukan ajang menggadaikan kehormatan, melainkan sebagai harapan baru untuk rakyat Maluku Utara. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai politik uang, janji palsu pemimpin dan kampanye manipulatif.
“Di tengah kondisi yang sulit, Pilkada menjadi sebuah harapan baru. Ini adalah kesempatan bagi rakyat Maluku Utara untuk kembali menentukan arah negeri mereka. Tetapi Pilkada juga bukan tanpa tantangan. Godaan politik uang, janji-janji palsu, dan kampanye manipulatif adalah realitas yang harus dihadapi bersama," ujar Sultan.
"Jika rakyat Maluku Utara memilih karena uang, maka mereka tidak hanya menggadaikan masa depan, tetapi juga mengkhianati warisan leluhur. Mereka melupakan prinsip-prinsip adat yang telah membuat mereka terhormat selama berabad-abad,” imbuhnya.
Ia juga menyebut bahwa menyelamatkan Maluku Utara dari kerusakan harus lebih diutamakan dari mengambil manfaat jangka pendek dan politik transaksional.
Selain itu, Pilkada juga sebagai momen pertaruhan terakhir untuk menyelamatkan Maluku Utara. Kata Sultan, ini adalah momen di mana bisa menunjukkan bahwa kita masih memegang prinsip “Moloku Kie Raha”.
"Jangan gadaikan kehormatan Maluku Utara hanya karena janji-janji politik yang tidak berarti. Jangan biarkan sejarah mencatat kita sebagai generasi yang mengkhianati leluhur. Pilihlah dengan hati. Pilihlah demi masa depan. Karena ini bukan hanya tentang hari ini, tetapi tentang bagaimana kita ingin dikenang oleh generasi penerus di masa yang akan datang," ujar Sultan.
"Kehormatan Maluku Utara ada di tangan kita, dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Hidup terhormat berdasarkan adat atau terhina karena berkhianat. Mari bersama-sama Selamatkan Maluku Utara," sambungnya.
Terakhir, Sultan meminta maaf untuk seluruh pasangan-pasangan calon di dalam kontestasi politik pilkada Maluku Utara, bila ada kesilapan kata, perbuatan yang kurang berkenan selama kampanye, dan seluruh masyarakat bila ada kesilapan selama proses kampanye.
“Selanjutnya, saya dan Asrul Rasyid Ihsan meminta dengan kesungguhan hati. Percayakanlah amanah dari Bapak ibu sekalian untuk diberikan kepada kami pada tanggal 27 November. Untuk dapat melaksanakan kewajiban kami sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Maluku Utara. Selanjutnya," ucap Sultan.