Jokowi Endorse RK dan Luthfi, Pengamat: Gak Jamin Menang seperti Menyiram Air di Gurun Pasir

Presiden RI ke-7 Jokowi (kanan) dan Cagub Jakarta Ridwan Kamil.
Sumber :
  • Antara FOTO

Jakarta, VIVA - Langkah Presiden ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi yang mendukung pasangan calon atau paslon Ridwan Kamil-Suswono di Pilgub Jakarta tengah jadi sorotan. Jokowi juga mendukung paslon Ahmad Luthfi-Taj Yasin di Pilgub Jateng.

Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul M. Jamiluddin Ritonga menganalisa manuver Jokowi itu karena persaingnnya dengan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Sebab, Megawati bersama PDIP mendukung paslon rivalnya RK-Suswono di Jakarta yaitu Pramono Anung-Rano Karno.

Sementara, untuk Pilgub Jateng, Megawati mendukung paslon Andika Perkasa-Hendrar Prihadi. "Dukungan Jokowi secara terbuka kepada RK-Suswono dan Luthfi-Yasin menjadi indikasi kuat adanya rivalitasnya dengan Megawati Soekarnoputri," kata Jamil, sapaan akrabnya, Selasa, 19 November 2024.

Dia menuturkan Jokowi terkesan ingin menunjukkan dirinya lebih superior dari Megawati. Maka itu, daerah strategis seperti Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan Sumatera Utara harus dimenangkannya.

Jamil menilai untuk Jatim, Jabar, dan Sumut, Jokowi tampaknya sudah nyaman dengan peluang paslon jagoannya menang besar.  "Karena itu, Jokowi tampak fokus di Jakarta dan Jateng. Sebab, di dua daerah ini elektabilitas paslon yang didukungnya disalib paslon yang didukung Megawati," tutur dosen Universitas Esa Unggul itu.

Bagi dia, jika bisa menang di lima provinsi termasuk Jakarta dan Jateng maka Jokowi dinilainya bisa buktikan superior terhadap Megawati. "Jokowi tampaknya ingin sapu besih menang di lima provinsi strategis. Hanya dengan begitu ia akan merasa superior di hadapan Megawati," ujar Jamil.

Jokowi Bersama Ahmad Luthfi-Taj Yasin Pawai di Tegal

Photo :
  • Istimewa

Pengaruh Tak Signifikan

Menurut Jamil, meski Jokowi mendukung RK-Suswono dan Luthfi-Yasin tapi tak ada jaminan yang didukungnya menang. Dia biang hal itu karena ada dua penyebabnya. "Meskipun Jokowi mendukung RK-Suswono dan Luthfi-Yasin, tak ada jaminan yang didukungnya menang," tutur Jamil.

Dia menyebut penyebab pertama karena sisa yang belum menentukan pilihan sudah tak banyak. Maka itu, jika kelompok pemilih ini terpengaruh atas dukungan Jokowi kepada RK-Suswono dan Luthfi-Yasin, pengaruhnya tidak akan signifikan mendongkrak elektabilitas dua paslon tersebut.

"Dua, kelompok yang belum menentukan pilihan, umumnya masuk pemilih rasional. Kelompok ini sangat sulit dipengaruhi, apalagi hanya sebatas dukungan dari Jokowi," ujar Jamil.

Jamil menambahkan pemilih kritis di Jakarta dan Jateng umumnya tak menyukai Jokowi. "Karena itu, kehadiran Jokowi mendukung dua paslon tersebut, akan seperti menyiram air di gurun pasir," kata Jamil.

Lebih lanjut, dia menegaskan kembali dengan  kehadiran Jokowi mendukung dua paslon itu tidak akan serta merta meningkatkan elektabilitasnya. 

"Jokowi bukanlah sosok yang tepat untuk mempengaruhi pemilih rasional," sebut eks Dekan FIKOM Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta itu.

Pun, dia menganalisa upaya mendatangkan Jokowi ke Jakarta tampaknya strategi keliru. Ia mengamati itu seperti pilihan politik lantaran kepanikan karena elektabilitas dua paslon itu disalib paslon yang diusung PDIP.