Inflasi di Banten Terus Naik, Dua Cagub Banten Sepakat Bakal Gelar Operasi Pasar
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
Tangerang, VIVA - Debat pemilihan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Banten dalam tahapan pilkada serentak 2024 kembali digelar, Kamis, 7 November 2024.
Dalam debat tersebut, masing-masing pasangan calon nomor urut 1 yakni Airin Rachmi Diany dan Ade Sumardi, serta calon nomor urut 2 yakni Andra Soni dan Dimiyati Natakusuma, memaparkan solusi yang nantinya akan diterapkan pada saat terpilih menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Banten untuk menurunkan inflasi.
Yang mana berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) selama dua tahun berturut-turut 2023 dan 2024, angka inflasi naik di Provinsi Banten. Untuk Agustus 2024, inflasi di Banten menjadi yang tertinggi di Pula Jawa. Bahkan, untuk Februari 2023 angka inflasi di Banten mencapai angka 5,12 persen.
Sehingga dalam sub-tema Kesejahteraan dan Daya Saing Daerah, para pasangan calon diminta memaparkan upaya dan kebijakan untuk menurunkan angka inflasi turun dan terkendali di Banten.
Calon Gubernur Banten nomor urut 2, Andra Soni mengatakan, penyebab inflasi adalah kelangkaan barang tertentu, bahkan di Banten untuk ongkos angkot jurusan tertentu bisa akibatkan inflasi naik.
"Masalah Banten kita belum bisa optimalisasi potensi yang kita punya, sehingga kita banyak fokus pada industrialisasi tanpa memperhatikan potensi yang kita miliki untuk kebutuhan pangan, seperti cabai juga salah satu penyebab terjadinya inflasi, rokok juga, oleh karena itu sistem tata niaga dan pelayanan terkait pertanian kita, jadi sumbangsih pada kemajuan Banten," katanya.
Sehingga, nantinya akan lakukan operasi pasar bila bahan pokok tertentu langka, dan untuk daya beli masyarakat terkhusus pada masyarakat rentan, diarahkan pada jaminan sosial.
"Kita gelar operasi pasar berkala untuk jaga stabilitas harga, karena gak semua bahan pokok bisa dipenuhi Pemerintah Daerah, dan ini terkait dengan mekanisme pasar suplai dan demand saat barang tertentu sedang naik. Lalu, soal daya beli , terkhusus masyarakat miskin akan diberikan bantuan, dan ini harus merata, gak boleh pilih pilih. Adil dan merata kunci daripada kita jaga stabilisasi harga," ujarnya.
Sementara itu, Calon Gubernur Banten nomor urut 1, Airin Rachmi Diany menanggapi, dimana ia menilai inflasi layaknya tekanan darah, dimana harus dipastikan tidak naik dan tidak turun.
"Inflasi ini seperti tekanan darah, tidak boleh tinggi dan rendah, makanya tugasnya ada monitoring dari TPID, ada evaluasi per sebulan tiga bulan atau sesuai kebutuhan. Tugas gubernur pastikan monitoring evaluasi dan ada operasi pasar. Adanya koordinasi dan komunikasi," ungkapnya.