Ditantang Sebut Nama-Nama Desa di Debat Pilbub Taliabu, Calon Bupati Ini Beri Jawaban Tak Terduga
- Youtube/Sonora FM
Taliabu, VIVA – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pulau Taliabu mengadakan debat publik calon bupati dan wakil bupati pada Rabu, 30 Oktober 2024.
Dalam acara tersebut, kandidat Bupati Taliabu nomor urut 2, Citra Puspa Sari Mus, melontarkan pertanyaan yang menarik dan tidak biasa kepada calon Bupati Taliabu nomor urut 1, Salshabila Mus.
Paslon nomor urut 1, Salshabila Mus bersama wakilnya La Ode Yasir, didukung oleh Partai Demokrat, Partai Nasdem, PKN, PKS, Partai Hanura, Perindo, dan Partai Gelora.
Sedangkan Citra Puspa Sari Mus dan La Utu Ahmadi dari nomor urut 2 mendapat dukungan dari Partai Golkar, Partai Gerindra, PKB, PPP, PDIP, PAN, PBB, dan Partai Ummat.
Dalam debat tersebut, Citra yang mengetahui bahwa Salshabila bukan putri asli Taliabu memanfaatkan kesempatan bertanya untuk mengetes wawasan geografi Salshabila terkait wilayah setempat.
Citra meminta Salshabila menyebutkan nama-nama desa di bagian utara Taliabu dan program yang akan diusung jika dirinya terpilih.
"Sebutkan nama desa-desa di Taliabu bagian utara dan program apa yang layak di desa setelah nomor urut 1 terpilih nanti?" tanya Citra, dilansir dari Youtube Sonora FM.
Salshabila kemudian menjawab dengan tegas dalam waktu 90 detik yang disediakan oleh moderator. Tanpa basa-bai, ia mengakui bahwa dirinya bukan asli Taliabu dan mengungkapkan bahwa dirinya pernah tinggal di luar negeri untuk menambah wawasan.
"Memang betul saya tidak lahir dan tidak tinggal di Taliabu cukup lama. Saya bangga, karena saya bisa melihat dunia dan membawa dunia itu ke Taliabu," jawabnya tanpa ragu.
Salshabila menambahkan, “Kalau saya harus menjawab semua (nama desa) kasihan penonton.”
Namun, Salshabila tetap memberikan sedikit gambaran mengenai tantangan yang dihadapi desa-desa di Taliabu Utara, terutama dalam hal akses transportasi. Ia menyebut bahwa untuk menyeberang pulau, masyarakat harus mengeluarkan biaya yang tinggi yang sangat membebani.
“Di KTP saya, domisili di Dusun Tambela dan saya bangga sekali sekarang. Saya sudah bisa menjadi warga Dusun, karena saya melihat bagaimana keluarga kita di Natang Kuning, Ufung, Mbono, Mananga. Mereka sangat menangis. Saya merasakan sendiri bagaimana sulitnya harus menyebrang jalan sampai ke Mananga. Air rakit itu mahal sekali, mereka harus menyebrang diharga Rp 75 ribu, sekali menyebrang,” jelas Salshabila.
Menutup pernyataannya, Salshabila menegaskan bahwa dirinya tidak akan menyebutkan nama-nama desa secara lengkap dalam debat ini, karena ia menilai pertanyaan tersebut tidak substansial dalam kesempatan debat yang disiarkan secara nasional.
“Kalau ibu mau tanya di acara debat terbuka, ditonton TV nasional, untuk menanyakan saya nama-nama desa, sangat sayang sekali waktunya, karena sekarang mata nasional ada tertuju kepada kami,” tutupnya.