Pramono: Stop Rencana Gedung Baru DPR
- Antara/ Widodo S Jusuf
VIVAnews--Tidak semua anggota DPR setuju rencana pembangunan gedung baru DPR seluas 156,5 meter persegi. Salah satunya adalah Pramono Anung Wibowo, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Pramono bukan hanya tak setuju fasilitas yang ada di gedung baru itu, seperti spa dan kolam renang serta pertokoan mewah. Dia bahkan menolak pembangunan gedung baru, dan rencana itu dinilainya belum final sehingga masih bisa dibatalkan.
Banyak hal yang disoroti Pramono dalam rencana itu, termasuk luas ruangan yang mencapai 120 meter persegi. Idealnya, kata Pramono, ruangan untuk anggota DPR tidak lebih dari 100 meter persegi. Lebih dari itu dinilainya terlalu luas.
Tidak berhenti sampai di situ, Pramono Anung juga menuliskan “uneg-uneg”-nya dalam twitternya. Di jejaring sosial, Pramono mengaku malu dengan rencana pembangunan gedung baru DPR berbiaya Rp 1,6 triliun lebih itu. Dia menyebutnya sebagai rencana yang “tidak sensitif dan jauh dari rasa keadilan masyarakat”.
Itu sebabnya, Pramono berupaya menghentikan rencana pembangunan gedung baru. Rencananya, peletakan gedung baru itu akan dilakukan Oktober mendatang. "Sebagai Pimpinan DPR, terus terang saya malu rencana pembangunan gedung DPR baru itu," ujarnya. Berikut adalah wawancara dengan Pramono Anung Wibowo, Kamis, 2 September 2010, di DPR:
Menurut rencana, pembangunan gedung baru DPR akan dilengkapi fasilitas spa dan kolam renang dan pertokoan mewah. Reaksi Anda?
Teman-teman pimpinan seperti ditampar di siang bolong.
Apa itu artinya?
Kemarin saya lugas saja mengatakan kalau memang gedung itu dibangun dengan ada spa ada kolam renang, kenapa tidak sekalian anggota DPR itu ke panti pijat saja. Sebab itu jauh dari rasa keadilan masyarakat, dan betul-betul mencederai.
Jadi Anda tak setuju ya. Lalu apa langkah selanjutnya?
Saya pasti akan menggunakan hak sebagai pimpinan, dan teman-teman juga saya yakin akan menggunakan hak itu. Yang pertama ruangan 120 itu terlalu besar. Saya sebagai pimpinan saja ruang kurang lebih 70 meter persegi itu seringkali kesepian, merasa kok jauh sekali, apalagi kita kan aktivis sering lebih senang kalau banyak orang di dalam ruangan.
Secara teknis seperti apa langkah itu?
Jadi segera nanti dalam rapat pimpinan (rapim) saya akan menyampaikan evaluasi dan stop dulu rencana itu. Kita akan kaji kembali. Kita duduk kembali, termasuk pimpinan Dewan mempunyai hak untuk itu.
Tentang ruang bagi anggota DPR. Idealnya seperti apa?
Mengenai ruangan menurut saya katakanlah seorang anggota Dewan dengan dua tenaga ahli, dan satu sekretaris kalau masing-masing menempati sepuluh meter square (persegi). Dengan berbagai peralatan untuk anggota dewan katakanlah 30 atau 40, maka 70 meter square itu sudah lebih dari cukup. Itu yang ingin saya sampaikan, sehingga ini akan segera dibahas di dalam Rapim. Saya kemarin juga berinisiatif menghubungi pimpinan lain untuk ini kita bahas segera supaya tidak berlarut-larut.
Apakah rencana pembangunan gedung baru itu sudah final?
Ini belum menjadi keputusan. Tak ada keputusan di DPR yang menjadi mutlak seolah tak bisa dibatalkan, tidak ada. Toh yang memutuskan juga kita-kita semua. Sehingga memang ini perlu dievaluasi.
Apa saja yang perlu dikaji kembali?
Ya, termasuk urusan spa, kolam renang dan sebagainya. Bukan hanya itu sebenarnya yang perlu dievaluasi, termasuk urusan luas ruangan menurut saya harus dievaluasi. Itu juga perlu dievaluasi. Jadi kalau 40 meter square itu sudah cukup ada sofa, tempat duduk, dan sebagainya.