Pramono Janji Tingkatkan Gaji Guru Honorer di Jakarta Agar Tak Terjerat Utang Pinjol

Pasangan cagub-cawagub Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA — Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno, yang dikenal dengan sebutan Pram-Doel, mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap kondisi kesejahteraan guru honorer di Ibu Kota.

Saat ini, besaran gaji yang diterima oleh para guru honorer di Jakarta masih berkisar di angka Rp 2 juta per bulan.

Jumlah ini jelas sangat jauh di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta untuk tahun 2024 yang sudah ditetapkan sebesar sekitar Rp 5 juta per bulan.

Cagub Jakarta Pramono Anung

Photo :
  • Youtube KPU DKI Jakarta

Melihat situasi ini, Pram-Doel menegaskan bahwa mereka berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan para pendidik di Jakarta. 

Dengan upaya tersebut, mereka berharap para guru dapat lebih fokus dalam menjalankan tugas mereka, yakni mengajar dan mendidik siswa di sekolah tanpa harus terbebani oleh masalah finansial yang mengganggu.

“Kami berjanji tidak akan melupakan kesejahteraan guru honorer yang saat ini hanya menerima gaji Rp 2 juta per bulan. Kami ingin mereka dapat berkonsentrasi sepenuhnya pada pengajaran tanpa harus khawatir tentang kehidupan sehari-hari,” ujar Pramono dalam sesi debat pertama calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta 2024, yang diselenggarakan di Jakarta pada Minggu, 6 Oktober 2024.

Pram-Doel juga menyadari bahwa besaran gaji yang jauh di bawah UMP Jakarta seringkali memaksa para guru untuk mencari pekerjaan tambahan demi memenuhi kebutuhan hidup.

Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan membuat guru terjebak dalam utang pinjaman online (pinjol) karena ketidakmampuan mereka untuk mencukupi kebutuhan finansial. 

“Kami ingin meningkatkan kesejahteraan guru agar mereka tidak perlu lagi mencari pekerjaan sampingan, yang sering kali membawa mereka ke dalam jeratan utang pinjol hanya untuk bertahan hidup,” tambahnya.

Sebagai informasi, lembaga riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) bersama GREAT Edunesia Dompet Dhuafa pada Mei 2024 telah melakukan survei terhadap 403 guru di 25 provinsi di Indonesia mengenai penghasilan yang mereka terima. Hasil survei menunjukkan bahwa sekitar 74 persen responden mendapatkan gaji di bawah Rp 2 juta, bahkan sebagian dari mereka hanya menerima kurang dari Rp 500 ribu. 

Hal ini menandakan bahwa banyak guru, terutama guru honorer, masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka.

“Data tersebut menunjukkan bahwa gaji mereka masih di bawah Upah Minimum Kabupaten-Kota (UMK) 2024 terendah yang ada di Indonesia, yaitu sebesar Rp 2.038.005 di Kabupaten Banjarnegara. Dengan demikian, bahkan di daerah dengan biaya hidup terendah, para guru honorer tetap harus berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,” ungkap Muhammad Anwar, Peneliti IDEAS, dalam pernyataannya yang diterbitkan pada 21 Mei lalu.

Di sisi lain, keputusan terkait penetapan UMP Jakarta untuk tahun 2024 telah diatur dalam Keputusan Gubernur Nomor 818 Tahun 2023, yang menetapkan besaran upah minimum di Jakarta sebesar Rp 5.067.381.

Langkah ini menjadi harapan baru bagi para guru untuk mendapatkan penghasilan yang lebih layak dan meningkatkan kualitas pendidikan di Jakarta.