Meutya Hafid Ngaku Belum Dapat Tawaran Jadi Menteri di Kabinet Prabowo-Gibran

Wakil Ketua Umum Partai Golkar Meutya Hafid
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA - Politisi Partai Golkar, Meutya Hafid mengaku belum mendapatkan tawaran untuk bergabung menjadi menteri di Kabinet Pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mendatang.

Hal itu ditegaskan Meutya saat ditanya mengenai ada tidaknya tawaran kepada dirinya untuk masuk ke Kabinet Prabowo-Gibran. 

"Enggak, enggak ada tawaran," kata Meutya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, pada Selasa, 1 Oktober 2024. 

Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu, 25 September 2024

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Meutya pun enggan berspekulasi jika nantinya dia mendapatkan tawaran tersebut. Dia meminta semua pihak untuk menunggu.

"Ya nunggu ada saja," singkatnya. 

3 Kriteria Menteri Prabowo

Sebelumnya diberitakan, Juru bicara Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak mengungkapkan tiga syarat yang harus dipenuhi untuk bisa menduduki posisi menteri dalam Kabinet Pemerintahan Prabowo-Gibran.

Salah satunya Prabowo ingin menterinya bebas dari korupsi. Prabowo ingin seluruh menterinya nanti memiliki integritas dan sikap antikorupsi yang baik.

"Ya syarat kita tentu adalah Pak Prabowo ingin memastikan, misalnya kalau dalam pemerintahan ada di dalam kabinet setidaknya ada tiga ya. Pertama itu adalah mereka yang di dalam kabinet itu harus punya integritas, kenapa? Karena komitmen Pak Prabowo ada pelantikan selama ini terkait dengan komitmen antikorupsi, itu yang ingin dipastikan Pak Prabowo," kata Dahnil Anzar di Jakarta, pada Sabtu, 28 September 2024.

Prabowo juga menginginkan menteri yang ada dalam kabinetnya memiliki kompetensi yang mumpuni menjalankan seluruh kebijakan pemerintahan. Prabowo juga tak masalah jika menterinya nanti lebih banyak tidak terlibat dalam kepengurusan partai politik.

"Kedua terkait dengan kompetensi. Itulah kenapa sejak awal Pak Prabowo menyampaikan ingin membentuk zaken kabinet terlepas dari partai politik maupun dari luar partai politik, tapi harus zaken harus ahli," kata Dahnil Anzar.

Ketiga, Prabowo ingin seluruh menterinya loyal bagi koalisi pemerintah hingga bangsa dan negara. Prabowo, kata Dahnil, berharap agar agenda pembangunan periode 2024-2029 bisa berjalan dengan baik dibantu oleh para menterinya.

"Kemudian yang ketiga loyal. Loyalitas ini penting bagi Pak Prabowo ingin memastikan ketika di dalam kabinet, ketika di dalam koalisi pemerintahan. Maka, kapten kapalnya itu adalah Pak Prabowo, panglimanya itu adalah Pak Prabowo. Dan mereka yang menjadi menteri Pak Prabowo harus tegak lurus dengan agenda agenda pembangunan yang sudah dibuat Pak Prabowo," tutur dia.