Jawab Spekulasi PDIP Bakal Gabung Pemerintahan Prabowo, Begini Respons Puan
- ANTARA/Zuhdiar Laeis
Jakarta, VIVA - Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani buka suara soal rencana pertemuan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan calon presiden terpilih periode 2024-2029 Prabowo Subianto sebagai sinyal partai berlambang banteng itu masuk kabinet.
Puan menilai, tidak ada yang tak mungkin terjadi, termasuk jika PDIP pada akhirnya bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo.
"Semuanya tidak ada yang tidak mungkin, mungkin saja," kata Puan kepada wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Sabtu, 21 September 2024.
Puan tak menjelaskan lebih lanjut soal kepastian PDIP bergabung ke dalam pemerintahan Prabowo karena perihal itu dapat diketahui setelah pertemuan antara Prabowo dan Megawati terjadi. "Nanti baru diketahui setelah pertemuan," ujarnya.
Pada Selasa, 17 September, Ketua DPP PDIP Said Abdullah membantah spekulasi bahwa pertemuan presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Presiden Ke-5 RI yang juga Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dilatari oleh faktor kursi menteri yang diincar partainya pada kabinet pemerintahan mendatang.
"Kalau PDI Perjuangan bertemu kemudian dikasih menteri, atau sebaliknya, PDI Perjuangan tidak bertemu, tidak dikasih menteri, ngambek, itu tidak ada ceritanya," kata Said.
Sebaliknya, ia mengatakan bahwa pertemuan kedua tokoh bangsa apabila terealisasi tersebut sebagai wahana merawat moralitas publik.
"Bertemunya ini untuk menunjukkan ke publik, ke kita semua, sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan ini tadi, bahwa sebenarnya politik itu merawat moralitas publik. Wahana merawat moralitas publik. Nah, itu penting bagi kedua pemimpin ini untuk bertemu," ujarnya.
Dia pun menyebut bahwa momentum pertemuan Megawati dengan Prabowo hanya tinggal menghitung hari menjelang pelantikan presiden pada 20 Oktober.
Dia juga meminta publik agar tidak terburu-buru mengartikan pertemuan Megawati dengan Prabowo sebagai sinyal bahwa partainya akan merapat pada koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran.