Pengamat: Kepemimpinan Bahlil di Golkar Cerminkan Indonesia Sentris ala Jokowi
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA – Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, saat ini menempati kursi orang nomor 1 di Partai Golkar. Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Partner Politik Indonesia, Abubakar Solissa, mempunyai penilaian tersendiri mengenai terpilihnya Bahlil jadi Ketum Golkar.
Dia mengatakan, terpilihnya Bahlil yang berasal dari wilayah Indonesia Timur sebagai ketua umum Partai Golkar mencerminkan kepemimpinan Indonesia Sentris. Dari terpilihnya Bahlil sebagai ketum Parpol besar, memiliki arti bahwa setiap generasi memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang.
Dia menyebut Bahlil telah menjadi inspirasi bagi generasi muda, bukan hanya yang berasal dari Papua, melainkan juga seluruh Indonesia.
“Perjalanan hidup seorang Bahlil Lahadalia yang mampu menginspirasi generasi muda di bangsa ini, bukan hanya di Papua, tapi juga seantero Indonesia, agar lebih optimis lagi dalam menatap masa depan,” ujar Abubakar, Kamis, 19 September 2024.
Abubakar menambahkan bahwa capaian Bahlil saat ini, baik sebagai ketua umum Golkar maupun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tidak terlepas dari perjuangan dan kerja keras yang telah lama dirintisnya.
“Positioning Bahlil saat ini, dari seorang menteri hingga menjadi pimpinan partai besar, tak lepas dari kerja keras yang selama ini dia lakukan. Jadi, pencapaian Bahlil itu tidak ujug-ujug, semuanya diraih dengan penuh perjuangan,” ujarnya.
Abubakar menambahkan, meski berlatar belakang dari keluarga yang memiliki banyak keterbatasan, hal tersebut tidak membuat Bahlil menyerah, justru menjadikannya lebih giat lagi untuk meraih kesuksesan.
“Kalau kita baca buku biografi tentang Bahlil, perjuangannya memang luar biasa. Ayahnya adalah sopir angkot dan ibunya hanyalah seorang buruh cuci yang penghasilannya sangat pas-pasan, tapi semangatnya untuk menjadi orang sukses sangat besar,” ucapnya.
Lebih lanjut, Abubakar menuturkan bahwa Bahlil telah ditempa oleh banyak cobaan dan ujian, dan terbukti lulus menjadi pemimpin yang cakap.
Oleh karena itu, ia meyakini Bahlil mampu menahkodai Partai Golkar dalam waktu 5 tahun dengan segala tantangan dan dinamikanya ke depan.
“Dengan melihat rekam jejak Bahlil yang penuh perjuangan hingga sampai di posisi ini, menurut saya akan sangat mudah baginya memimpin Partai Golkar lima tahun ke depan. Soal dinamika di partai itu hal yang wajar, apalagi partai sekelas Golkar,” paparnya.
Dikatakan Abubakar, Bahlil juga bukan pemimpin ‘karbitan’, tetapi telah melalui proses yang panjang yang membuatnya menjadi pemimpin tangguh seperti saat ini.
“Sebelum menjadi Ketum Golkar, Bahlil sudah berkecimpung dalam dunia aktivis yang membuat karakter kepemimpinannya sangat teruji. Di masa kuliah, ia pernah menjadi Ketua BEM di kampus, Bendahara Umum PB HMI, dan Ketum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI),” tuntasnya.
Selain itu, Abubakar juga mengatakan bahwa Bahlil bisa menjadi lokomotif pembangunan daerahnya serta berperan besar dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Bahlil memiliki peluang besar (untuk) berperan dalam pembangunan nasional, menjadi jembatan (menuju) Indonesia Emas 2045 semakin terbuka lebar,” pungkasnya