Pilkada Jakarta Diprediksi Bakal 2 Putaran Karena Ada 3 Pasangan Cagub
- VIVA.co.id/Andrew Tito
Jakarta, VIVA – Political Strategy Group (PSG) merilis hasil jajak pendapat warga Jakarta terhadap pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta 2024 yang dilakukan sebelum pendaftaran ke KPU Jakarta. Alhasil, ditemukan penyelenggaraan Pilkada Jakarta akan berlangsung dua putaran mengingat ada tiga pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta yang ikut berkontestasi.
Survei ini dilaksanakan pada periode 6-15 Agustus 2024, dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling terhadap 1.540 responden. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.540 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2,7% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Chairman PSG, Luki Hermawan mengatakan Jakarta merupakan salah satu provinsi yang selalu akan istimewa atas sejarahnya, penduduknya, dinamika sosial-politiknya dan budaya metropolitan yang menjadi perhatian publik. Sehingga, kata dia, Pilkada Jakarta 2024 ini akan menjadi penentu sejarah.
"Perhelatan Pilkada Jakarta di akhir November nanti akan menjadi titik penentu sejarah Jakarta segera setelah melepas statusnya sebagai Daerah Khusus Ibukota," kata Luki melalui keterangannya pada Minggu, 8 September 2024.
Sementara Kepala Peneliti PSG, Ahsan Ridhoi menyebut Jakarta memang statusnya sudah bukan lagi sebagai Ibu Kota Negara. Akan tetapi, kata dia, Pilkada Jakarta berdasarkan pengalaman sebelumnya itu kemungkinan terbuka dua putaran mengingat ada tiga pasangan bakal calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang daftar ke KPU Jakarta.
"Ada tiga calon, ada kemungkinan dua putaran. Karena kita juga punya pengalaman di 2017, tiga pasang kandidat itu dua putaran," jelas Ahsan.
Dalam survei ini, lanjut dia, sebanyak 39 persen responden memilih mendukung Anies Baswedan, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok 22 persen, dan Ridwan Kamil 15 persen. "Artinya, warga Jakarta pada dasarnya cenderung menginginkan mantan gubernurnya itu kembali memimpin mereka," ujarnya.
Namun, kata Ahsan, saat ini hanya Ridwan Kamil yang resmi mendaftarkan diri sebagai bakal calon Gubernur ke KPU Jakarta pada Rabu, 28 Agustus 2024. Diketahui, Ridwan Kamil maju berpasangan dengan Suswono sebagai bakal calon Wakil Gubernur Jakarta.
Menurut dia, terdapat 58 persen responden kemungkinan akan memilih Ridwan Kamil, tetapi tergantung lawannya. Dari 58 persen itu, hanya 19 persen yang menyatakan loyal kepada Ridwan Kamil dan tak berpindah dukungan. Sementara, 42 persen responden memastikan tak akan mendukung Ridwan Kamil siapapun lawannya.
"Artinya, ada banyak swing voter yang bisa digali," ungkapnya.
Kata Ahsan, pemilih Jakarta akan mengalami distressed atau tekanan psikologi elektoral karena dua teratas calon gubernur paling disukai dan paling akan dipilih itu Anies (39%) dan Ahok (22%), tapi sudah batal berlaga di PilkadaSerentak pada 27 November 2024. "Untuk itu, kemungkinan Pilkada Jakarta 2 putaran masih sangat terbuka," ucapnya.
Kemudian, Ahsan mengatakan setelah pengumuman resmi Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, serta Dharma Pongrekun-Kun Wardana Abyoto, terdapat potensi pergeseran suara pemilih Anies ke Ridwan Kamil sebesar 47%, lebih sedikit dari pemilih Ahok yang bergeser ke Ridwan Kamil sebesar 58%. Sedangkan, gabungan pemilih Anies dan Ahok yang belum memutuskan pilihannya sebesar 40%.
"Berdasarkan data tersebut, nampak jelas bahwa Pramono-Rano sama sekali tidak bisa menganggap remeh langkah-langkah strategis terkait pembangunan narasi, soliditas tim kampanye, dan keseriusan logistik kampanye yang menyentuh basis-basis suara mengambang," jelas dia.
Selanjutnya, Ahsan mengatakan pasangan Ridwan Kamil-Suswono harus lebih rinci lagi membaca aspirasi warga Jakarta. Karena, kata dia, temuan survei bahwa tema hunian warga jauh dari perhatian. Menurut dia, angka responden 1.540 orang termasuk cukup besar.
"RK-Suswono harus bisa melakukan elaborasi lebih serius dalam menyikapi harapan warga pemilih, termasuk memperbaiki cara pandang dan penyikapan pendukung Persija," ungkapnya.
Di samping itu, Ahsan melihat Ridwan Kamil-Suswono dan Pramono-Rano memiliki beban kerja yang berat untuk merebut daya tarik pemilih Anies dan Ahok di Pilkada Jakarta. Bahkan, kata dia, pasangan calon independen Dharma-Kun bisa memanfaatkan Anies untuk menjadi juru kampanye.
"Mungkin jika salah satunya atau bahkan Dharma Porengkun sanggup merayu Anies untuk menjadi juru kampanye utamanya, mungkin peta elektoral dapat berubah," pungkasnya.