Pertimbangan Megawati Pilih Pramono-Rano di Pilgub Jakarta
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Jakarta, VIVA - Sekretaris Kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi), Pramono Anung mengungkap alasan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri menugaskan dirinya maju dalam kontestasi Pilgub Jakarta 2024. Salah satunya Pramono dianggap bisa berkomunikasi dengan baik dengan kelompok tertentu.
"Ya pertama saya dianggap bisa berkomunikasi dengan semuanya. Karena saya bisa berkomunikasi dengan baik kepada semua kelompok lah, termasuk beberapa partai politik," ujar Pramono Anung dikutip dari Podcast Mata Najwa, Kamis, 29 Agustus 2024.
Ia mengaku ada beberapa pimpinan partai politik yang mendukung dirinya maju di Pilkada Jakarta 2024. Namun, ia tidak menjelaskan secara gamblang siapa pimpinan partai politik itu.
"Ada beberapa ketua umum partai politik yang menyampaikan kepada saya secara langsung, bahwa kenapa enggak dari dulu-dulu mas maju," ujar dia.
Di sisi lain, Pramono mengaku sudah lama menjadi jembatan komunikasi antar pihak, bahkan lembaga terkait.
"Saya ini kan memang sudah terlalu lama menjadi jembatan (komunikasi) kemana-mana. Kalau masih ingat sempat terjadi perpecahan dualisme di kabinet antara kubu KMP dan KIH. Waktu itu saya ditugaskan untuk menyatukan pada tahun 2014," ujar dia.
Diketahui, PDIP memilih mengusung duet Pramono Anung – Rano Karno, di Pilgub Jakarta. Pada Rabu 28 Agustus 2024, Pramono-Rano akan mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah atau KPUD Jakarta. Ini juga mengakhiri spekulasi sebelumnya soal Anies Baswedan yang diusung.
Rano Karno adalah mantan Gubernur Banten, yang juga anggota DPR RI dari Fraksi PDIP. Sementara Pramono adalah politisi senior PDIP, mantan Sekretaris Jenderal partai tersebut. Pramono juga sempat menjadi Wakil Ketua DPR RI 2009-2014. Saat ini, Pramono adalah Sekretaris Kabinet di pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Pramono juga mengaku sempat menolak permintaan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri untuk maju di Pilgub Jakarta 2024. Pramono bilang awalnya memang tak kepikiran maju.
"Pokoknya intinya di awal saya tidak berkeinginan dan saya menolak. Jadi finalnya, kalau mau jujur, saya sebenarnya terus berusaha untuk tidak maju," kata Pramono.