Soroti Pilkada 2024, Megawati: Rakyat Punya Hati Nurani, Ketika Diserang Dia Turun ke Bawah

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA - Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyindir perhelatan Pilkada 2024 yang seperti jadi momentum untuk unjuk kekuasaan. Megawati sudah mengingatkan agar urusan Pilkada jadi tanggungjawab lembaga yang mengurusi pemilu.

"Pilkada ini dijadikan momentum untuk unjuk kekuasaan. Padahal, saya kan ngomong mbok biarlah saya ini loh penanggung jawab pemilu langsung loh," kata Megawati di kantor DPP PDIP, Jakarta, Kamis, 22 Agustus 2024.

Dia menceritakan pengalamannya saat menjabat Presiden RI ke-5. Meski sebagai capres petahana di Pilpres 2004, Megawati mengaku tak pernah menggunakan kekuasaannya.

"Saya ingat waktu itu pak Mahkamah Konstitusi, Pak Jimly nanya ke saya, “ibu mau melakukan gugatan apa enggak?” Enggak lah," ujar Megawati. 

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Photo :
  • YouTube PDIP

Menurut dia, meski saat itu kalah, ia berjiwa besar karena menganggap hal itu bagian dari pemilu langsung dengan rakyat yang menyuarakan pilihannya.

“Ya udah yang penting rakyat sudah memiliki hak untuk melakukan haknya, memilih, tidak seperti dulu perwakilan. Ini haknya dengan pemilu langsung," ujar Megawati.

Megawati pun menambahkan, rakyat sekarang sudah paham politik dan tak mau dibodohi. 

"Sekarang apakah mau dibodohi lagi dan rakyat tidak bodoh loh. Rakyat tidak bodoh loh. Dia punya hati nurani, dia tahu sebenarnya," jelas Megawati.

Lebih lanjut, dia menuturkan tak mungkin dalam politik selalu jadi nomor satu terus.

"Enggak mungkin kita akan menjadi number one lagi karena apa? Karena rakyat punya hati nurani ketika diserang di nasional, dia itu turun ke bawah," tutur Megawati.

Megawati pun memanggil Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan menyinggung insiden di Papua. Menurut dia, dari insiden di Papua itu diketahui rakyat sebenarnya mikir.

"Nah, coba apa itu artinya? Rakyat itu sebenarnya mikir hanya dia diselotip mulutnya uhmm. Enggak boleh ngomong. Apa saya enggak tahu? Hah?" ujar Megawati.

"Jangan lupa loh saya presiden kelima yang menjalankan pemilu langsung loh. Jadi, saya tahu taktiknya mau melakukan hal-hal yang tidak benar," tutur Megawati.