Kiai Pesantren Lirboyo Sebut NU di Daerah Pasti Anggap Tindakan PB NU Tak Masuk Akal

Ketua Umum (Ketum) PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA - Seorang tokoh di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, Zamzami Mahrus, mengatakan bahwa para pengurus Nahdlatul Ulama (NU) di daerah-daerah pasti menilai tindakan yang dilakukan Pengurus Besar NU tentang perseteruannya dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak masuk akal.

Dia mengatakan bahwa pengurus NU tersebut resah melihat kondisi tersebut. Menurutnya, konflik tersebut harus disudahi karena PB NU tidak punya hak untuk mecampuri urusan internal PKB.

"Sebab PB NU dan PKB wadah organisasi yang berbeda. Harusnya pengurus NU menyadari posisi itu dengan tidak terus berpolemik dan menyudahi konflik," kata Zamzami dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024.

Ketum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Kamis, 6 Juni 2024.

Photo :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Dia mengatakan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya selaku Ketua Umum NU harus menyadari posisi dan peran NU sebagai organisasi kemasyarakatan, bukan organisasi politik.

"Kalau begini kan PB NU sendiri yang melenceng dari khittah (garis besar perjuangan organisasi) untuk tidak berpolitik praktis. Apa yang dilakukan hari ini jelas melanggar khittah NU," kata dia.

Dia yakin bahwa pengurus wilayah dan pengurus cabang NU di daerah ingin mengungkapkan kegelisahannya melihat perseteruan PB NU dan PKB. Namun, mereka tidak bisa mengungkapkannya karena adanya benturan struktural.

"PB NU harus tetap menjaga khittahnya dan maqomnya sebagai ormas. Jangan masuk melakukan politik praktis. Untuk urusan politik kepercayaan sepenuhnya pada PKB," kata dia.

Ketua Steering Committee (Komite Pengarah) Muktamar PKB Faisol Riza (kiri) saat memberikan keterangan pers di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa, 13 Agustus 2024.

Photo :
  • ANTARA/Rio Feisal

PB NU telah membentuk tim lima atau panitia khusus (pansus) yang bertujuan untuk merebut PKB agar kembali kepada ideologi awalnya.

Hal tersebut dilakukan lantaran elit PB NU melihat PKB tidak lagi berada dalam jalur ideologi NU dan hanya dikuasai oleh Muhaimin Iskandar serta kroni-kroninya saja. Pembentukan pansus akan menyerupai tim yang awalnya melahirkan PKB pada masa lalu. (ant)