Suksesi Golkar yang Penuh Gonjang Ganjing

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bersama Presiden Jokowi
Sumber :
  • Dok. Golkar

Jakarta, VIVA - Figur Airlangga Hartarto jadi perhatian karena langkahnya yang mendadak mundur dari posisi Ketua Umum DPP Partai Golkar. Mundurnya Airlangga per Sabtu, 10 Agustus 2024 memunculkan isu pemicunya.

Politikus yang juga menjabat Menko Perekonomian itu sebenarnya sudah punya dukungan untuk maju lagi jadi Ketum Golkar di Musyawarah Nasional (Munas) pada Desember 2024. Dukungan itu dari internal hingga ormas sayap Golkar.

Namun, empat bulan jelang Munas, Airlangga bikin kaget dengan langkah mundurnya yang mendadak.

Pakar politik Adi Prayitno menganalisa terkait mundurnya Airlangga yang terkesan tiba-tiba. Apalagi, ia menilai dorongan menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Golkar untuk â€˜menggusur’ Airlangga dari kursi ketum selama ini tak pernah sukses.

"Sesuai jadwal Munas Golkar di Desember 2024. Tapi, sehari dua hari ini Airlangga mundur sehingga memicu tanda tanya publik," kata Adi kepada VIVA, Senin malam, 12 Agustus 2024.

Dia merasa heran karena Airlangga sebagai Ketum Golkar dinilai sukses membuat suara Partai Beringin itu naik di Pileg 2024. Kinerja Airlangga sebagai Menko Perekonomian di kabinet Jokowi itu juga dianggap moncer. "Jadi, itu yang buat tanda tanya," ujar bos Parameter Politik Indonesia (PPI) itu.

Namun, ia mengulik lagi catatan Golkar dalam setiap pergantian ketum. Menurut dia, jika dilihat kecenderungan secara umum, Ketum Golkar lahir dari situasi yang tak normal. "Ketum Golkar sebelum Airlangga, Setya Novanto jadi Ketum Golkar di tengah konflik internal antara kubu Ical dan Agung Laksono," tutur Adi.

Ketum Golkar Airlangga Hartarto bersama Presiden Jokowi

Photo :
  • Dok. Golkar

Pun, saat Airlangga jadi Ketum Golkar karena Setya Novanto tersandung kasus hukum. Bahkan, saat Pileg 2004 dengan hasil Golkar tampil sebagai pemenang. 

"Ketum Golkar Akbar Tanjung tapi juga terlempar diganti Jusuf Kalla. Jadi, kondisi-kondisi seperti ini yang membuat pergantian Ketum Golkar selalu diawali situasi yang tidak normal dan tidak kondusif," jelas Adi.

Politik Kelas Dewa

Bagi pengamatan Adi, dengan mundurnya Airlangga memperlihatkan daftar suksesi kepemimpinan di Golkar selalu diwarnai kondisi-kondisi yang tidak normal. 

Tapi, ia berpandangan mundurnya Airlangga diduga karena ada kekuatan besar. Padahal, status Airlangga sebagai Ketum Golkar dan Menko Perekonomian yang merupakan jabatan yang kuat.

"Tapi, tiba-tiba mundur pasti ada sesuatu yang membuat Pak Airlangga kelihatan mundur dalam situasi yang sebenarnya tidak baik-baik saja," ujar Adi.

Lebih lanjut, Adi mengamati pernyataan serta gesture Airlangga dalam video pernyatannya tampak tak sepenuhnya dalam kondisi baik-baik saja. Hal itu terlihat ada beberapa kalimat pernyataan Airlangga diulang.

"Ini jelas politik tingkat tinggi. Kalau munas Golkar on schedule pada Desember dan tiba-tiba ada desakan Munaslub tentu ada tuduhan ada intervensi," kata Adi.

Dengan dinamika mundurnya Airlangga di tengah jalan, maka ia membacanya agenda Munaslub Golkar secara alamiah harus segera dilakukan sebelum Desember 2024.

Dia menganalisa apapun motifnya, pihak yang membuat Airlangga mundur itu memiliki kekuatan besar. Sebab, dengan Airlangga mundur jadi alasan munaslub digelar sehingga tak ada kesan diintervensi. 

"Ini yang menurut saya politik tingkat tinggi dan politik kelas dewa. Artinya variabel yang buat Airlangga mundur yang kemudian munaslub terkesan dalam kondisi alamiah," sebut Adi.

Adapun DPP Golkar akan menggelar rapat pleno sebagai forum penunjukkan Plt Ketum pengganti Airlangga. Rapat pleno akan digelar pada Selasa malam, 13 Agustus 2024.

Menurut Adi, figur Plt Ketum yang meneruskan tugas Airlangga sangat penting dalam momen jelang pendaftaran Pilkada 2024. Hal itu penting karena untuk mengkonsolidasi kembali semangat dan soliditas Golkar menghadapi pilkada serentak.

Presiden Jokowi dan Ketum Golkar Airlangga Hartarto saat acara HUT ke-58 Golkar

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Selain itu, juga untuk persiapan pelaksanaan Munas Golkar sebagai upaya mencari Ketum Golkar baru pengganti Airlangga. "Figur Plt Ketum tentu mampu diterima oleh orang-orang yang ada di Golkar. Itu penting sebagai katalisator dan mampu mengkonsolidasi kekuatan politik yang ada di di Golkar," tutur Adi. 

Siapa Plt Ketum

Plt Ketum biasanya nanti akan diisi dari figur yang sudah menjabat Waketum DPP. Sementara, DPP Golkar saat ini memiliki 12 Waketum merujuk Surat Keputusan DPP Partai Golkar Nomor Skep-418/DPP/GOLKAR/IX/2021.

Dari 12 waketum itu ada nama-nama beken antara lain seperti Bambang Soesatyo, Agus Gumiwang K, Nurdin Halid, Nurul Arifin, hingga Ridwan Kamil.

Ketua DPP Golkar Meutya Hafid mengatakan sebaiknya tak perlu ada voting dalam pemilihan Plt Ketum pada rapat pleno Selasa malam ini. Ia mengingatkan agar para waketum bisa duduk bersama untuk musyawarah mufakat.

"Menyarankan para waketum untuk duduk bersama musyawarah mufakat untuk Plt Ketum, sehingga pleno dapat berjalan kondusif," kata Meutya dalam keterangannya, Senin, 12 Agustus 2024.

Meutya bilang seluruh kader masih kaget dengan mundurnya Airlangga dari posisi Ketum Golkar. Dia bilang penting saat ini untuk menjaga soliditas partai jelang menghadapi Pilkada 2024.

Langkah Airlangga mundur mendadak dari Ketum Golkar mengejutkan banyak pihak termasuk elite partai berlambang Beringin itu. Menurut Waketum Golkar Ahmad Doli Kurnia, dirinya baru tahu Airlangga mundur pada Sabtu malam, 10 Agustus 2024.

"Kita sangat terkejut dengan pengunduran diri Pak Airlangga. Saya jelasin lagi, kami tahunya pengunduran diri itu tadi malam," kata Doli di markas DPP Golkar, Jakarta Barat, Minggu, 11 Agustus 2024.

Doli mengaku dirinya dan sejumlah elite Golkar sempat menemui Airlangga di rumah dinas, Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan.

Doli meminta publik bisa menghormati keputusan Airlangga yang memilih mundur dari jabatan Ketum Partai Golkar. Ia berharap langkah Airlangga mundur tak dikaitkan dengan apapun termasuk adanya dugaan intervensi dan lainnya.

"Jadi, saya mohon kita hormati keputusan Airlangga yang personal dan sangat pribadi. Dan, kita tidak usah mengkaitkan apa latar belakang dan seterusnya atau mengaitkan dengan siapa saja," kata Doli

Sehari sebelum mundur, Airlangga sempat bertemu dengan Presiden Jokowi di Istana pada Jumat, 9 Agustus 2024. Airlangga mengaku dalam pertemuan empat mata dengan Jokowi itu melaporkan terkait isu bidang ekonomi.

Dalam pernyataannya, Airlangga menyampaikan alasan mundur dari Ketum Golkar untuk menjaga stabilitas transisi pemerintahan ke depan. Ia juga ingin menjaga keutuhan Golkar. 

"Maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim serta atas petunjuk Yang Maha Besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua Umum DPP Partai Golkar," kata Airlangga dalam pernyataannya, Minggu, 11 Agustus 2024.