Bima Arya yakin Jika Rena Dampingi Dedie, KIM Plus Bakal Terwujud di Kota Bogor

Rena Da frina saat Deklarasi Sahabat Rena untuk maju Pilwalkot Bogor. Muhammad AR/VIVA
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)

Bogor, VIVA – Wakil Ketua Umum PAN Bima Arya Sugiarto menepis sejumlah survei pengamat yang menyebut majunya birokrat, Rena Da Frina Kadis PUPR Kota Bogor mendampingi Dedie A Rachim akan merusak tatanan partai Koalisi Indonesia Maju di Kota Bogor. Sebaliknya, Bima meyakini  Dedie yang merupakan kader PAN itu mampu mewujudkan KIM Plus.

"(Survei Rena dampingi Dedie KIM akan berkurang?) Ya kang Dedie saat ini sudah membangun Koalisi Bogor Maju dan saya dengar akan bertambah bukan berkurang, Dengan partai partai lain saya rasanya insya allah yakin Koalisi Indonesia Maju plus akan terwujud di kota Bogor," kata Bima di Bogor, Rabu 7 Agustus 2024.

Bima Arya mengumumkan mundur dari bursa Gubernur Jawa Barat. Muhammad AR/VIVA

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)

Bima membocorkan harapan dan kemungkinan bergabungnya Gerindra yang mengusung Calon Jaenal Mutaqin bergabung bersama kader PAN Dedie A Rachim.

"Bukan tertutup kemungkinan dalam waktu dekat juga partai lain termasuk gerindra juga akan bergabung bersama kang Dedie itu harapan kita. Tapi mari kita tunggu saja nanti tentu kang Dedie yang akan mengumumkan dan partai partai lain yang akan mengumumkan," jelasnya.

Bima mengatakan, peluang koalisi Indonesia Maju terwujud di Kota Bogor masih sangat terbuka dan menjadi kabar baik bagi kadernya Dedie A Rachim. Bahkan, jika diperluas Koalsi Indonesia Maju plus akan dapat diwujudkan di Bogor.

"Saya kira Kang Dedie dalam waktu dekat akan menambah dukungan dari partai-partai lain. Saya optimis Kang Dedie akan mendulang lebih banyak lagi dari hari ini. Saya juga mendengar ada dukungan dari partai partai yang selama ini belum resmi mendukung. Insya allah aman," jelasnya.

Sebagai Wakil Ketua Umum PAN, lanjut dia, akan memberi dukungan sepenuhnha hanya ke Dedie A Rachim yang tak lain pernah menjabat Wakil Walikota saat mendampinginya sebagai Walikoya.

"Segenap jiwa raga, sepenuh hati, seribu persen moril dan materil melakukan ikhtiar dan doa semua saya berikan ke Kang Dedie bukan untuk yang lain ya," cetusnya.

Sosok baru dalam bursa kandidat Pilkada Kota Bogor mulai muncul, salah satunya Rena Da Frina,  Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kota Bogor. Kepala dinas yang dilantik oleh wali kota Bima Arya saat menjabat pada periode kedua itu kini foto wajahnya mulai menghiasi sejumlah ruas jalan di Bogor dalam bentuk spanduk hingga videotron.

Namun munculnya Rena, menurut pengamat politik dan kebijakan publik sekaligus Founder Visi Nusantara Maju, Yusfitriadi, akan mengarah pada pendamping Dedie A Rachim, wakil wali kota pendamping Bima Arya, yang kini juga maju dalam Pilkada Kota Bogor.

Yus menyebut, elite partai politik dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) di tingkat nasional ingin tereplikasi, namun tergantung kondisi daerahnya. Di Kota Bogor sangat mungkin tereplikasi, karena politikus Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi mengarah pada kadernya di Kota Bogor, yakni Rusli, sedangkan Partai Gerindra sudah memutuskan Jaenal Mutaqin.

"Dedie Mulyadi pilihannya bersanding pada dua orang, Rusli atau JM, cuma di tengah-tengah Bima Arya merusak, dengan men-setting Rena," kata Yus.

Rena Da frina saat Deklarasi Sahabat Rena untuk maju Pilwalkot Bogor. Muhammad AR/VIVA

Photo :
  • VIVA.co.id/Muhammad AR (Bogor)

Munculnya Rena, katanya, dikhawatirkan akan membuat partai anggota KIM berkurang. "Khawatir setingan Rena itu dipaksakan untuk masuk ke Dedie Rachim, karena Dedie Rachim menganggap dirinya dipasangkan dengan kucing pun menang, kira-kira kan. Maka ketika Rena dipaksakan ke Dedie Rachim akan menyatu antara JM (Gerindra) dengan Rusli (Golkar), ini koalisi KIM tapi KIM minus PAN karena PAN Dedie Rachim sudah keluar, jika dipaksakan Rena," ujarnya.

Yusfitriadi, yang juga Direktur Eksekutif Lembaga Studi Vinus merilis para bakal calon wali kota dan wakil walikota bogor. Dari hasil survei, elektabilitas Dedie A. Rachim masih yang tertinggi dengan 30,25 persen dari 11 bakal calon wali kota.