PKS Sudah Maksimal dan Realistis dalam Politik, Anies yang Dinilai Gagal Cari Mitra Koalisi

Anies Baswedan saat menghadiri Rakernas PKS di Hotel Sultan.
Sumber :
  • Dok. PKS

Jakarta, VIVA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dinilai sudah maksimal dalam mengawal Anies Baswedan menuju Pilgub Jakarta 2024. PKS merupakan partai pertama yang mendeklarasikan Anies sebagai bakal cagub Jakarta sejak 25 Juni lalu.

PKS saat itu tak peduli dengan cemoohan yang mendukung Anies. Namun, PKS bergeming tetap yakin Anies bersama tandemnya yang juga kader PKS yaitu Sohibul Iman bisa berlayar di Pilgub 2024. 

PKS pun meminta Anies bisa membantu cari mitra koalisi karena PKS tak cukup kursi untuk mengusung pasangan calon.

Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DKI Jakarta Khoirudin menyinggung sabar ada batasnya dengan melihat realistis di lapangan. Menurut dia, pihaknya telah memberikan batas waktu kepada Anies untuk mencari rekan koalisi di Pilgub Jakarta 2024. 

Ia bilang rekan koalisi wajib karena bila tak kunjung dapat maka PKS juga terancam gagal berlayar. Bukan hanya Anies yang gagal maju.

Ketua DPW PKS Jakarta Khoirudin

Photo :
  • Istimewa

Pun, status PKS merupakan pemenang Pileg 2024 di Jakarta dengan menguasai 18 kursi DPRD. PKS hanya butuh 4 kursi lagi dalam mitra koalisi untuk bisa mendaftarkan pasangan calonnya sendiri.

"Kita masih terus berikhtiar, terus berusaha, sampai batas tertentu. Jangan sampai jelang akhir juga tidak ada kepastian, karena PKS akan tertinggal sendirian tidak bisa berlayar," kata Khoirudin di gedung DPRD Jakarta, Rabu, 7 Agustus 2024.

Pengamat politik yang juga Direktur Survey and Polling Indonesia Igor Dirgantara menganalisa PKS seperti terdesak dengan kedaaan. Ia mengatakan demikian karena mitra PKS di Koalisi Perubahan yaitu PKB dan Nasdem diprediksi akan gabung merapat ke Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Jika PKB, Nasdem ke KIM maka PKS ditinggal sendirian. Selain itu, status Anies yang bukan kader juga membuat PKS sulit. 

Sebab, menurutnya jika berkoalisi dengan PDIP, maka PKS akan kehilangan jatah cawagub. Hal itu lantaran PDIP pasti ngotot menempatkan kadernya sebagai cawagub. 

Bagi Igor, PKS harus realistis demi kebakan partai dakwah tersebut ke depannya. "Menyandingkan Anies dan Sohibul Iman dalam Pilkada Jakarta akan sulit diterima PDIP. Mereka pasti ingin mencalonkan kadernya sebagai cawagub," ujar Igor.

Sementara, politikus senior PKS Tifatul Sembiring memastikan pihaknya tak pernah berubah dan akan terus berjuang untuk perbaikan umat dan bangsa. Ia menyampaikan demikian untuk menanggapi tuduhan keji yang menyebut PKS mendukung politik dinasti hingga tergiur kekuasaan. 

"Cita-cita menegakkan keadilan dan meratakan kesejahteraan, berkhidmat untuk rakyat senantiasa kami perjuangkan. Bisa lihat rekam jejak PKS selama di parlemen dan di pemerintahan," kata dia dalam cuitan di akun X pribadinya seperti dilihat pada Rabu, 7 Agustus 2024.

Dia mencontohkan dinamika di Pilgub Sumut 2024 dengan sikap PKS yang memilih mendukung Bobby Nasution. Padahal, sebelumnya PKS berada di barisan Edy Rahmayadi.

PKS menginginkan Edy agar bisa meyakinkan PDIP untuk berkoalisi. Namun, kenyataannya, Edy tak kunjung mengantongi dukungan dari PDIP. PKS pun ogah menunggu tanpa kepastian.

"Jadi, PKS Sumut harus menunggu sampai kapan? Padahal, ada batas-batas waktu, administrasi, jadwal pilkada, pendaftaran, syarat-syarat calon, dan lain-lain yang harus dilengkapi semua," ujarnya.