Warga Anggap Kondisi Ekonomi di Jakarta Tak Ada Perubahan, Menurut Survei Indikator
- ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww
Jakarta - Hasil survei terkini Indikator Politik Indonesia pada Juni 2024 menunjukkan bahwa sebagian besar warga Jakarta menilai kondisi ekonomi di Jakarta terbilang sedang, yakni sebanyak 43,5 persen.
“Lebih banyak warga Jakarta yang menilai kondisi ekonomi di Jakarta ini sedang,” kata peneliti utama Indikator Rizka Halida sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia di Jakarta, Kamis, 25 Juli 2024.
Dia juga memaparkan bahwa survei mencatat sebanyak 1,8 persen warga menilai kondisi ekonomi Jakarta sangat baik dan 14,2 persen menilai baik.
Sebanyak 34,4 persen warga menilai kondisi ekonomi Jakarta buruk dan 5,6 persen menilai sangat buruk, sedangkan 0,5 persen lainnya menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
https://www.youtube.com/watch?v=HyOiT5pXlhA
“Kalau kita bandingkan yang menilai buruk atau sangat buruk ini jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang menilai baik atau sangat baik. Jadi, kondisinya sedang tetapi cenderung buruk kalau warga diminta menilai kondisi ekonomi,” tuturnya.
Dia menyebut survei juga mencatat bahwa mayoritas warga Jakarta, yakni sebanyak 43,3 persen, menilai bahwa kondisi ekonomi di Jakarta tidak ada perubahan dibandingkan dengan kondisi pada tahun lalu.
“Umumnya melihat tidak ada perubahan,” ujarnya.
Sebanyak 25 persen menilai kondisi ekonomi Jakarta lebih baik dibandingkan dengan tahun lalu, 4,8 persen menilai jauh lebih baik, 23,4 menilai lebih buruk, dan 3,4 persen menilai jauh lebih buruk, serta 0,1 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Dia mengatakan survei mencatat pula bahwa mayoritas warga Jakarta menilai harga-harga kebutuhan pokok mahal menjadi masalah utama yang dihadapi warga di Jakarta, yakni sebanyak 24 persen.
“Ada 18 persen menjawab susah mencari kerja, 11,5 persen masalahnya adalah banjir, dan juga kemacetan lalu lintas 11,4 persen,” paparnya.
Survei yang dilakukan pada 18 hingga 26 Juni 2024 itu dilakukan dengan populasi survei yang terdiri atas warga negara Indonesia di Daerah Khusus Jakarta yang memiliki hak pilih dalam pemilu, yakni mereka yang berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling yang diikuti sebanyak 800 responden. Wawancara dilakukan secara tatap muka, dengan margin of error sekitar kurang lebih 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ant)