Bela Jokowi, Elite Demokrat Sindir Djarot PDIP: Ketika Renggang Terus Menerus Mencela

Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat (tengah), konferensi pers di DPP PDIP, Jakarta Pusat
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta - Omongan Ketua DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat yang mengkritik Presiden RI Jokowi terkait menyiapkan anak dan menantu dalam politik praktis tengah jadi sorotan. Elite parpol pendukung Jokowi pun merespons dengan menyindir Djarot.

Deputi Bappilu Partai Demokrat, Kamhar Lakumani menilai pernyataan yang disampaikan Djarot sebagai nyinyiran. Namun, menurut dia, pernyataan Djarot juga bisa dianggap sebagai bagian koridor ikhtiar pendewasaan demokrasi. 

"Pernyataan Pak Djarot ini bisa dikategorikan sebagai bentuk nyinyir. Namun pernyataan ini bisa pula sebagai bentuk kritik dalam koridor ikhtiar pendewasaan demokrasi atau manifestasi kritisisme publik manakala praktik-praktik yang dijalankan dalam mewujudkannya menabrak rambu-rambu atau aturan main yang ada," kata Kamhar kepada awak media, Jumat, 12 Juli 2024.

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani

Photo :
  • istimewa

Kamhar mengungkapkan, mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemimpin bangsa merupakan bentuk fitrah manusia. Kamhar mengatakan hal itu sebagai bagian untuk menghadapi dinamika politik yang ada.

"Mempersiapkan generasi penerus atau regenerasi dalam berbagai hal merupakan fitrah sebagai makhluk sosial. Termasuk mempersiapkan anak, cucu dan seterusnya agar siap menghadapi dan merespons dinamika yang ada," ujar Kamhar.

lebih lanjut, dia juga menekankan, publik bisa melakukan pengawasan jika pimpinan melakukan indikasi penyalahgunaan kekuasaan. Kamhar bilang, publik bisa meninjau secara langsung.

"Atau ada indikasi penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) dalam pelaksanaannya, baik dalam hal penyusunan atau perubahan regulasi maupun operasional di lapangan," kata Kamhar.

Kamhar menambahkan, pernyataan Djarot berkaitan dengan hubungan antara PDIP dengan Presiden Jokowi. Kamhar menyindir saat hubungan baik maka Presiden selalu disanjung.

"Kritisisme publik yang semakin ke sini semakin terbangun tentu saja bisa menilai apa yang menjadi motif pernyataan Pak Djarot ini," lanjut Kamhar. 

"Ketika hubungan dengan Pak Jokowi terjalin mesra terus menerus menyanjung, sebaliknya ketika hubungan renggang terus-menerus mencela," imbuhnya.