Refly Harun: Anies kan Barang Bagus, untuk Level DKI Jakarta Saingannya Gak Ada
- AP Photo/Tatan Syuflana
Jakarta - Manuver Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang siap mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman untuk Pilgub Jakarta 2024 menyedot perhatian. Duet Anies-Sohibul yang diajukan PKS dinilai berikan optimisme.
Pakar hukum tata negara Refly Harun menilai meski beri optimism tapi tetap saja ada kekhawatiran. Refly yang juga pendukung Anies di Pilpres 2024 itu menyinggung kekhawatiran soal partai-partai yang mendukung Anies bisa berbelok atau berkhianat. Dia pun menyampaikan hasil polling yang dibuatnya melalui akun media sosial X.
"Tapi, kita lihat, apakah memang begitu? karena Ketika saya mengajukan polling, misalnya mereka berpikir akan berbelok juga Surya Paloh, tetapi mayoritas mengatakan tidak kan belok lagi ya. Alasannya tentu macam-macam ya," kata Refly di kanal YouTube-nya yang dikutip pada Senin, 1 Juli 2024.
Dia bilang figur Anies sebagai 'barang bagus' untuk Pilgub Jakarta. Kata Refly, tak ada saingan untuk Anies dalam kontestasi di Jakarta.
"Karena Anies kan barang bagus di DKI. Kalau di nasional, dia punya saingan Prabowo Subianto, tapi untuk level DKI, saingannya gak ada," lanjut Refly.
Pun, dia mengutip omongan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bahwa yang akan melawan Anies di Jakarta hanya bikin capek.
"Bahkan Surya Paloh mengatakan Anies ini bikin capek. Ngutak ngatik kok gak tumbang juga gitu," sebut Refly.
Namun, kata dia, kecuali ditumbangkan karena tak ada parpol yang mau mengusung. Meskipun ada parpol juga tak bisa jadi jaminan tak bisa ditumbangkan.
"Tapi, Ketika masih ada partai bernominasi yah tetap saja ya. karena pragmatis dalam politik itu biasa terjadi," lanjut Refly.
"Kalau mau menghadang orang di Jakarta ya susah-susah mudah lah," ujar Refly.
Lebih lanjut, dia menyinggung momen Pilgub DKI Jakarta 2017. Saat itu, Nasdem bermanuver mengajukan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Menurut Refly, dalam dinamika Ketika itu, PDIP masih bolak balik untuk menentukan figur bakal cagub.
"Pada Waktu itu diisukan juga Anies sempat minta perhatian PDIP agar didorong ke Jakarta. Tapi, rupanya yang mendorong Anies Baswedan adalah Gerindra dan PKS," kata Refly.
Dia bilang dinamika berlanjut saat itu dengan PDIP yang akhirnya ikut mengusung Ahok. "Di tengah jalan Ahok keluar dari Gerindra kemudian bergabung dengan PDIP. Ya itu lah politik," tutur Refly.