PKS Usung Sohibul Iman jadi Bacagub Jakarta, Pakar: Bukan Figur Kaleng-kaleng
- Dok. PKS
Jakarta – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mencalonkan kadernya yaitu Wakil Ketua Majelis Syuro Mohamad Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur atau bacagub Jakarta. PKS merupakan parpol dengan suara tertinggi di Jakarta merujuk hasil Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.
Pakar politik sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menganalisa peluang Sohibul untuk memenangi kontestasi Pilgub Jakarta tetap ada. Menurut Pangi, bicara tentang Pilgub Jakarta tak bisa disimpulkan dengan cepat bahwa petahana akan menang.
Kata dia, tak ada lawan tanding atau sudah tutup buku karena kontestasi pilkada bersifat dinamis dan sangat kompetitif. Ia bilang semua kemungkinan bisa terjadi lantaran perkembangan tingkat elektoral masih memungkinkan untuk terjadi.
"Jangan lupa, dalam sejarah pilkada Jakarta, ada petahana yang kalah seperti Foke (Fauzi Bowo) dan Ahok. Karena itu, pilkada di sini harus disiapkan secara serius kalau ingin menang. Apalagi pemilih rasionalnya cukup tinggi," kata Pangi kepada wartawan, di Jakarta, Selasa, 25 Juni 2024.
Dia menuturkan pemilih di Jakarta sangat memperhatikan kinerja, pengalaman serta rekam jejak. Maka itu, untuk melihat posisi Sohibul mesti berdasarkan hasil survei.
Dijelaskan Pangi, PKS wajar jika mendorong kadernya maju dalam Pilgub Jakarta karena memperoleh 18 kursi di DPRD Jakarta.
“PKS sebagai pemenang pemilu legislatif punya 18 kursi di DPRD DKI Jakarta. Sementara PDIP ada 15 dan Gerindra ada 14. Sangat wajar dan fair jika PKS ingin memajukan kadernya sendiri untuk bertarung di pilkada ini,” jelas Pangi yang juga akademisi tersebut.
Meski PKS sudah mencalonkan Sohibul sebagai bacagub, tapi mesti melihat konteks politik hari ini. Ia menekankan lebih realitis jika Sohibul selaku bacawagub diduetkan dengan Anies Baswedan atau Ridwan Kamil. Ia menyebut kans Sohibul menang cukup besar daripada posisi Sohibul sebagai bacagub.
“Itu adalah realitas elektabilitas per hari ini. Tapi bukan tidak mungkin positioning-nya sebagai calon gubernur juga semakin membaik kalau tingkat kesukaan dan keterpilihannya terus tumbuh dan tidak stagnan," tutur Pangi.
"Terus terjadi pergerakan elektoral. Namun, untuk konteks hari ini, sebagai calon wakil gubernur mestinya cukup dipertimbangkan baik oleh Anies maupun Ridwan Kamil," lanjut Pangi.
Lebih lanjut, dia menilai PKS cukup berani mengajukan kadernya sendiri. Ia mengatakan langkah PKS itu patut dihormati dan diapresiasi sehingga kader tak hanya sebagai penonton.
“Ini langkah yang bagus di tengah krisis ketidakpercayaan diri partai politik untuk mengusung kader sendiri. Ini adalah angin segar dari tradisi meritokrasi partai politik, yaitu menghormati dan menghargai kadernya sendiri," ujar Pangi.
Pangi menuturkan dalam kontestasi pemilu, tingkat kepercayaan dalam mengusung tokoh internal jauh lebih penting. "Apalagi PKS sebagai partai pemenang, harus menjadikan kadernya sebagai prioritas untuk memainkan peran penting (dalam politik daerah),” kata Pangi.
Kemudian, ia menyebut figur Sohibul juga bukan tokoh sembarangan. Sebab, rekam jejak Sohibul pernah menjadi Wakil Ketua DPR RI, Presiden PKS. Lalu, dia juga tercatat pernah menjabat Rektor Universitas Paramadina. “Ia bukan figur kaleng-kaleng, dan posisi tawarnya cukup bagus dan kuat hari ini," kata Pangi.
Pun, dia menambahkan, sudah memang waktunya partai-partai tak hanya mengusung kader eksternal atau tokoh populis yang tak ada kontribusi terhadap partai.
"Dan, tidak ada kebermanfaatan untuk partai. Itu juga harusnya menjadi pembelajaran penting bagi partai politik yang ada di Indonesia,” ujar Pangi.