Pengamat: SBY Gagal Pisah Area Publik-Privat

Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Peneliti senior Lembaga Survei Indonesia (LSI), Burhanuddin Muhtadi, menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gagal menegakkan batas pemisah antara ruang publik dengan urusan privat.  Pembagian dua buku dari keluarga SBY dalam upacara peringatan HUT RI ke-65 di Istana dinilai tidak layak.

"Seharusnya urusan yang terkait dengan anak, istri dan lagu ciptaannya itu jangan sampai dimasukkan ke dalam urusan yang bersifat publik, seperti upacara kenegaraan," kata Burhanuddin kepada VIVAnews, Rabu, 18 Agustus 2010.

Dia menilai, pembagian buku dan lagu-lagu ciptaan SBY dalam upacara resmi kenegaraan itu sebagai kegagalan SBY yang selama ini justru dikenal teliti memilah urusan pribadi, partai, dan negara. 

"Kejadian kemarin itu merusak citra SBY yang dibangun selama ini. Sebelumnya, SBY relatif pintar melakukan pemisahan itu. Misalnya, kalau rapat partai saja digelar di Cikeas," jelas dia.

Kendati demikian, Burhanuddin mendapat informasi bahwa kejadian pembagian buku Agus Harimurti Yudhoyono dan Ani Yudhoyono itu tidak diketahui SBY. Burhanuddin menduga ada orang di sekitar SBY yang sedang 'beraksi'.

"Saya mencurigai ada orang-orang di sekitar SBY yang berusaha mencari muka. Ada yang mencoba mengunggulkan calon kandidat pengganti SBY periode berikutnya," tegas peneliti lulusan Australian National University (ANU) ini.

Sebelumnya, Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha menegaskan bahwa pembagian souvenir termasuk dua buku itu merupakan kewenangan Rumah Tangga Kepresidenan. Julian tidak mempermasalahkan persepsi yang berkembang di masyarakat.

Tetapi Julian memastikan, "Pembuatan buku itu tidak menggunakan dana negara. Semua memakai dana pribadi."

Dalam upacara HUT RI ke-65 kemarin di Istana, para tamu undangan dibagikan buku Agus Harimurti Yudhoyono. Para tamu juga mendapat buku tentang batik dari Ani Yudhoyono. Belum lagi lagu ciptaan SBY dinyanyikan tim paduan suara.