PDIP Bakal Pantau Gaya Kepemimpinan Prabowo

Prabowo dan Gibran Temui Syeikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan (MBZ)
Sumber :
  • Tangkapan Layar

Jakarta – PDIP mengaku akan memantau gaya Presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto dalam memimpin Indonesia hingga lima tahun ke depan. PDIP akan memantau apakah gaya kepemimpinan Prabowo bergaya militer atau tidak.

"Kami mengikuti bagaimana Pak Prabowo menyampaikan bahwa gaya kepemimpinannya berbeda, mentornya kan Pak Jokowi ya. Kita akan melihat gaya kepemimpinan asli Pak Prabowo seperti apa. Meskipun beliau sudah 25 tahun itu di luar kemiliteran, tapi bagaimana pun juga gaya kemiliteran sudah ditanam di dalam dirinya," ujar Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat di Kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat pada Kamis, 16 Mei 2024.

Ketua Steering Comittee (SC) Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-V PDIP, Djarot Saiful Hidayat

Photo :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Disisi lain, menurutnya gaya kepemimpinan militer tidak buruk. Ia menilai karakter kepemimpinan militer identik dengan sikap disiplin, royal, atletik, dan fokus. Namun, karakter kepemimpinan ini, Djarot nilai bisa menjadi masalah bila keluar batas. 

"Pertanyaan kita adalah apakah itu pudar seseorang langsung bisa berubah watak dan karakter, kita berharap kita selalu berubah. Karakter di militer itu sudah jadi satu, disiplin royal, atletik, fokus, Yang di luar batas adalah apabila menggunakan kekuatan yang seperti rezim orde baru untuk membungkam, untuk mengintimidasi," imbuhnya.

Sebelumnya diberitakan, Presiden RI terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto memastikan akan menjadi diri sendiri saat memimpin Indonesia lima tahun ke depan. Dia juga berjanji membawa kesejahteraan untuk rakyat Indonesia.

Hal itu disampaikan Prabowo saat jawab pertanyaan seputar gaya kepemimpinannya di Qatar Economic Forum di Doha, Rabu, 15 Mei 2024. Turut mendampingi, Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka.

"Saya akan menjadi diri saya sendiri dengan tulus. Itu berarti setia pada prinsip, nilai, cita-cita sebagai seorang patriot. Nilai utama saya adalah kesejahteraan rakyat saya. Rakyatku harus aman, tidak boleh lapar dan harus mempunyai kehidupan yang baik. Itulah impian setiap patriot di setiap negara di dunia," kata Prabowo.

Prabowo kemudian disinggung terkait persoalan demokrasi di masa kepemimpinannya nanti. Dia menegaskan, fakta dirinya pernah bertugas di militer tak akan mempengaruhi kebijakannya termasuk soal demokrasi.

"Anda tahu, saya sudah keluar dari militer selama mungkin lebih dari 25 tahun. Jadi, menurut saya hanya itu yang Anda sebut militeristik. Ini tidak relevan, itu tidak ada hubungannya dengan apa pun," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menuturkan dirinya sudah empat kali dalam kontestasi Pilpres. Tiga dari empat kali ikut kontestasi itu, Prabowo mengalami kekalahan.

"Dan soal demokrasi, kenapa tidak bertanya pada masyarakat Indonesia? Saya ikut kontestasi pemilu sudah empat kali dan meminta persetujuan masyarakat Indonesia tiga kali. Mereka tidak memberikan persetujuan saya. Kali ini mereka memberikan persetujuan," lanjut Prabowo.

Bagi dia, kekhawatiran soal demokrasi itu hanya dibuat segelintir orang. "Di mana kekhawatiran terhadap demokrasi? Menurut saya, ini adalah dibuat-buat oleh segelintir orang," tutur Prabowo.

Ketua Umum Partai Gerindra itu lantas berjanji akan bekerja lebih keras sehingga tidak mengecewakan rakyat. Kata dia, warisan yang ingin ditinggalkan hanyalah nama baik.

"Jadi, saya akan bekerja sangat keras agar tidak mengecewakan rakyatku. Warisan yang ingin kita tinggalkan adalah nama baik, nama baik dalam sejarah negara kita," ujar Prabowo.