Soal Isu Prabowo Tinggalkan Jokowi usai Dilantik Jadi Presiden, Pengamat: Adu Domba
- Istimewa
Jakarta – Pendiri Haidar Alwi Institute (HAI), R Haidar Alwi menilai pernyataan pengamat politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno yang menyebut Prabowo akan meninggalkan Jokowi demi PDIP setelah dilantik menjadi Presiden merupakan pernyataan yang tidak bermanfaat. Bahkan dia menilai pernyataan Adi seakan bertujuan untuk mengadu-domba.
"Spekulasi yang tidak ada manfaatnya dan cenderung hanya untuk mengadu-domba Pak Prabowo dengan Pak Jokowi. Sangat disesalkan pernyataan seperti itu dilontarkan oleh seorang akademisi dari kampus Islam top di Jakarta," kata Haidar Alwi, Rabu 1 Mei 2024
Haidar Alwi meyakini ada pihak-pihak yang tidak senang melihat hubungan Prabowo dengan Jokowi yang kian hari kian dekat. Pihak-pihak tersebut menggunakan berbagai cara untuk mengadu-domba dan memecah-belah keduanya, termasuk kemungkinan menggunakan 'jasa' pengamat politik.
"Tidak cukup sendiri, pakai jasa orang lain. Tidak cukup mulut sendiri, pinjam mulut orang lain untuk mengadu-domba. Teman-teman media lebih pahamlah. Pak Prabowo juga sudah tahu. Jangan mimpi dan jangan harap bisa memisahkan beliau dengan Pak Jokowi," ucap Haidar Alwi.
Menurut Haidar Alwi, tidak ada satu hal pun yang mengindikasikan renggangnya hubungan Prabowo dan Jokowi. Bahkan sebaliknya, di antara keduanya semakin akrab dan semakin mesra seperti yang diungkapkan Prabowo saat Halalbihalal PBNU Minggu lalu.
"Pak Prabowo secara terbuka mengakui arti penting restu, peran dan dukungan Pak Jokowi bagi beliau dalam rangka keberlanjutan pemerintahan periode 2024-2029. Sementara Pak Jokowi mulai memperkenalkan Pak Prabowo kepada pemimpin dunia. Jadi, isu hubungan mereka retak itu juga sama sekali tidak berdasar," ungkap Haidar Alwi.
Oleh karena itu, ia meminta masyarakat terutama pendukung Prabowo dan Jokowi untuk tidak terprovokasi oleh narasi yang bermaksud negatif.
"Setelah polarisasi Pilpres 2024, kini saatnya kita saling berangkulan seperti politik merangkul ala Pak Prabowo dan Pak Jokowi untuk bersama-sama membangun bangsa. Jangan beri ruang kepada sampah demokrasi yang mengadu-domba dan memecah-belah. Saya rasa masyarakat sudah cerdas untuk tidak terprovokasi," pungkas Haidar Alwi.