Wakil Wali Kota Batam Amsakar Diisukan Merapat ke Golkar, Begini Analisa Pengamat
- Antara
Jakarta – Menjelang Pemilihan Wali Kota Batam tahun 2024, beredar kabar bahwa Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, hengkang dari partai Nasdem yang telah membesarkan namanya. Kabar itu semakin menguat pasca Amsakar memutuskan untuk menggandeng Anggota DPRD Kepri, Irwansyah, maju sebagai bakal calon Wakil Wali Kota.
Menariknya, pasangan Amsakar-Irwansyah mendeklarasikan maju melalui jalur independen pada Pilwalkot Batam mendatang. Padahal, Amsakar masih tercatat sebagai kader sekaligus Ketua DPD Partai Nasdem Kota Batam.
Kabar ini mencuat seiring gagalnya Amsakar mengantarkan keponakan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh, Pietra Machreza Paloh menuju Senayan pada Pileg 2024 lalu.
Mengomentari hal itu, pengamat politik Fernando Emas menilai bahwa kegagalan Amsakar mengantar Pietra Paloh ke Senayan tentu menjadi bahan pertimbangan Nasdem dalam mengusung calon Wali Kota Batam pada Pilkada 2024 mendatang.
Apalagi perolehan suara Pietra Paloh yang 'digendong' Amsakar kalah telak dari caleg lainnya di Dapil Kepri seperti Randi Zulmariadi yang merupakan putra Wali Kota Batam sekaligus Kepala BP Batam Muhammad Rudi.
Bahkan, perolehan suara keponakan Surya Paloh itu juga gagal melampaui Selly Febrilia Mayora yang notabene pendatang baru dalam kancah politik Kepri.
Hasil tersebut, menurut Fernando, dapat memunculkan asumsi publik bahwa figur Amsakar tidak terlalu berpengaruh dalam mendongkrak suara Pietra Paloh.
"Jadi kalau melihat Amsakar potensinya sangat kecil memenangkan Pilkada 2024. Pun, kecil peluang diusung oleh Nasdem. Karena pada pileg kemarin terbukti sangat jauh perolehan suara (Pietra), berarti ketokohannya (Amsakar) juga dipertanyakan," kata Fernando kepada wartawan, Selasa, 2 April 2024.
Hal itu, sebut Fernando, tentu menjadi pertimbangan Nasdem dalam mengusung calon Wali Kota di Pilwako Batam 2024.
"Partai NasDem pasti melihat itu. Partai tentu melihat seberapa besar potensi calon kepala daerah memberikan keuntungan bagi partai," sambung Direktur Rumah Politik itu.
Begitupun jika Amsakar memilih partai lain, seperti Golkar sebagai kendaraan politiknya di Pilwako Batam. Golkar, lanjutnya, pasti akan mempertimbangkan elektabilitas dan popularitas calon wali kota yang bakal diusung.
"Jadi jangan berusaha mendekati banyak partai tapi elektabilitas dan popularitas kecil, ini 'kan nilai jual ke partai jadi sangat kecil, dan sangat kecil pula peluang untuk diusung di Pilkada yang akan datang," jelas Fernando.
Sementara itu, Direktur Political Public and Policy Studies Jerry Massie menilai bahwa keputusan Amsakar untuk meninggalkan Nasdem sudah tepat.
Faktor utama tentu kegagalan Amsakar untuk menggendong Pietra Paloh. "Wajar jika dia meninggalkan Nasdem lantaran gagal membawa keponakan Surya Paloh lolos Senayan," kata Jerry Massie.
Menurutnya, kegagalan itu dapat ditutupi dengan berpaling ke partai lain guna menutupi rasa malu dan hasrat politiknya ke depan.
"Saya kira tepat jika dia beralih ke Golkar, pasalnya untuk menutupi malu. Di Golkar dia bisa aman dan ada peluang besar untuk maju (Pilwako Batam)," tutur Jerry.
Senada dengan Jerry, Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago mengatakan bahwa Amsakar tentunya melihat peluang di Golkar sebagai salah satu parpol pemenang Pilpres 2024. Dengan menempel ke Golkar, kata Arifki, Amsakar pun memiliki kesempatan untuk bermanuver.
Melalui Golkar, Amsakar mendapat ruang untuk "membranding" dirinya yang sudah kepalang malu dengan Nasdem, partai yang membesarkannya selama ini.
"Kalau kita melihat peluang-peluang yang diambil tentu Amsakar juga melihat peluang di Golkar. Karena pilihan politik juga menguntungkan jika berpihak pada parpol yang menang di Pilpres. Golkar 'kan salah satu partai yang menjadi bagian dari pemenang pilpres," ujar Arifki.