SPBI Nilai Golkar Era Airlangga Terapkan Komunikasi Politik Andal yang Bikin Moncer di 2024

Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Sumber :
  • istimewa

Jakarta - Perolehan suara Partai Golkar di Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 melesat. Perolehan partai berlambang pohon beringin itu dinilai mendominasi suara di mayoritas provinsi.

Hal itu jadi perhatian Ketua Umum Solidaritas Pemersatu Bangsa Indonesia (SPBI), Iswadi. Dia memprediksi Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto akan kembali jadi raja Senayan di 2024. Meski saat ini, Golkar masih ada di urutan dua besar di bawah PDIP.

Iswadi menyebut keunggulan Golkar karena punya manajemen komunikasi politik yang handal menghadapi Pileg 2024. Kata dia, komunikasi politik Golkar handal pada panggung agregasi kepentingan partai-partai politik pendukung pemerintahan dalam menyukseskan berbagai kebijakan.

Ilustrasi Partai Golkar.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Ia menilai di era Airlangga, Golkar mampu menerapkan strategi komunikasi politik melalui panggung belakang, tengah dan depan. Iswadi mengutip tokoh kultus asal Amerika Serikat (AS) Erving Goffman terkait teori sosiologi tentang dramaturgis.

"Pada panggung belakang, komunikasi politik dilakukan saat momentum konsolidasi partai, sehingga dukungan seluruh kader dapat dipersatukan," kata Iswadi, dalam keterangannya, Kamis, 29 Februari 2024.

Dia menjelaskan dalam panggung tengah, komunikator Golkar mampu meyakinkan seluruh partai koalisi pendukung pemerintah. Ia menyebut cara Golkar itu dengan meyakini bahwa kebijakan pemerintah merupakan solusi utama mengatasi masalah lambannya pertumbuhan ekonomi dan peluang kerja.

"Sehingga harus didukung sedangkan di panggung depan, komunikator politik Partai Golkar banyak melakukan dialog dengan berbagai lapisan publik, melalui berbagai saluran komunikasi massa," jelasnya.

Bagi dia, faktor itu yang membuat Golkar berpeluang mendorong kembali jadi Raja Senayan pasca Pemilu 2024.

Adapun merujuk data penghitungan resmi atau real count  yang dilakukan KPU menunjukkan Golkar mendominasi suara di 15 provinsi. Lalu, pencapaian Golkar diikuti PDIP dengan 10 provinsi, Gerindra 5 provinsi, Nasdem 4 provinsi, dan PAN, PKB, PKS masing-masing 1 provinsi.

"Golkar meraih dominasi suara terbanyak menurut perhitungan sementara (real count) di provinsi seperti Aceh, Banten, Bengkulu, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Papua, Riau dan sebagainya," ujarnya.