Peluang Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran, Burhanuddin Muhtadi Indikator Politik Beri Penjelasan

Burhanuddin Muhtadi
Sumber :
  • Tangkapan Layar/ tvOne

Jakarta – Direktur Eksekutif Indokator Politik Indonesia, Prof Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan tentang peluang satu putaran di Pilpres 2024. Meski belum bisa mengeluarkan hasil quick count atau hitung cepat maupun exit poll lantaran peraturan, Burhanuddin sempat memberi gambarannya dalam program Presiden Pilihan Rakyat tvOne, Rabu 14 Februari 2024.

"Bahwa paslon 02 punya potensi menang satu putaran dan hari ini akan menjadi semacam penghakiman dan pertaruhan besar buat lembaga-lembaga survei yang merilis hasil surveinya bahwa paslon 02 berada di atas 50 persen," jelas Burhanuddin, dalam program langsung di tvOne. 

Maka menurutnya, pertaruhan saat ini bukan saja oleh ketiga pasangan capres-cawapres. Tetapi juga partai politik hingga lembaga survei yang sebelumnya sudah banyak mengeluarkan hasil survei terutama yang mengunggulkan pasangan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Meskipun tidak dipungkiri, ada juga lembaga yang menyebut Pilpres 2024 ini akan berlangsung dua putaran. Menurut guru besar di UIN Jakarta itu, memang tidak ada kepastian sebelum hasil akhirnya keluar.

"Dalam statistik itu tidak ada kepastian juga tidak ada kemustahilan, yang ada adalah kemungkinan," katanya.

Berbasis pada survei-survei yang dilakukan, jelas Burhanuddin, bahwa ada pihaknya dan juga beberapa lembaga survei seperti LSI Denny JA hingga Poltracking, menemukan kalau pasangan capres-cawapres nomor urut 2 menang satu putaran, itu membesar. Itu dibanding survei sebelumnya.

"Ada kenaikan cukup tajam sepanjang Januari 2024 dan kenaikan tersebut diikuti penurunan suara mas Ganjar. Jadi dalam survei itu kita melihat trend," jelasnya. 

Trend kenaikan suara Prabowo-Gibran yang diikuti penurunan suara Ganjar-Mahfud, jelas Burhanuddin, hanya bisa dihentikan oleh random shock. 

"Pertanyaannya ada nggak goncangan sebelum pemilu?" katanya.

Beberapa menyebut seperti munculnya film Dirty Vote yang dinilai lebih banyak menyorot pasangan capres-cawapres nomor urut 2 secara negatif. 

"Cuma spil dikit, exit poll sepertinya menunjukkan indikasi random shock itu kecil kemungkinan terjadi. Jadi kalau misalnya exit poll benar, kemungkinan kita sudah tahu siapa Presiden yang terpilih di sore hari ini," jelasnya.