Kampanye di Kampung Jokowi, Ganjar Bilang "Solo Punya Gaya"

Capres Ganjar saat melakukan simulasi pencoblosan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fajar Sodiq (Solo)

Solo - Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan ucapan terima kasih kepada warga Solo Raya yang telah mendukungnya. Mantan gubernur Jawa Tengah itu menargetkan perolehan suara di Solo Raya menang total.

Sebelum menggelar kampanye akbar bertema Hajatan Rakyat di Solo, Ganjar sempat menghadiri kampanye terbuka di Gelora Bung Karno, Banyuwangi, dan Bogor. Menurutnya dukungan dari Solo Raya luar biasa.

“Kemarin pecah di GBK; kami ke Banyuwangi pecah lagi luar biasa. Kemarin kami di Bogor dahsyat sekali. Dan hari ini di Solo Raya, kita mau tunjukkan bahwa rakyat, bahwa kita punya kekuatan dengan nurani kita untuk menentukan sikap di tanggal 14 Februari nanti,” kata dia di depan ribuan pendukungnya yang hadir di Benteng Vastenburg, Solo, Sabtu, 10 Februari 2024.

Ilustrasi pemungutan suara saat pemilu.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf

Menurut Ganjar, Solo memiliki gaya sendiri dan Jawa Tengah juga memiliki kekuatan sendiri. Kekuatan dukungan tersebut akan ditunjukkan dalam kampanye terakhir yang digelar di dua kota di Jawa Tengah, yakni Solo dan Semarang.

“Apa gaya Solo? Gaya Solo adalah gaya berbudaya dan berkesenian. Selalu menyentuh akal budi dan rasa kita. Sejak pagi saya sudah diarak sama Pak Mahfud bersama Ibu Mahfud, istri saya dan anak saya, dan Mbak Puan ikut diarak,” ujar dia.

Dalam kirab tersebut pasangan Ganjar-Mahfud dan keluarganya menaiki gerobak sapi. Selama kirab budaya dari Ngarsopuro hingga tempat kampanye di Benteng Vastenburg, Solo disambut puluhan ribu pendukungnya yang  memadati jalan yang dilintasi kirab tersebut.

“Kami melihat mata-mata rakyat yang penuh semangat. Kami melihat senyum rakyat, tawa rakyat yang juga memberikan semangat,” kata dia.

Dua siswa Sekolah Menengah Atas memperhatikan gambar partai politik peserta pemilu 2019 di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat, Bandung, beberapa waktu lalu (Foto ilustrasi)

Photo :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung kehadiran budayawan Butet Kertaredjasa dan putri penyair yang menjadi korban penculikan 98 Widji Thukul, Fitri Nganthi Wani. 

“Mas Butet dan putrinya Mas Widji Thukul memberikan pesan kepada kita semua, kepada Ganjar-Mahfud, minimum kepada saya agar pemimpin dimanapun kita berada membawa amanah harus selalu mendengarkan dan tidak hanya itu termasuk merasakan,” kata dia.

“Maka sebenarnya seorang pemimpin tidak harus diteriaki, pemimpin tidak boleh kemudian diam karena teriakan-teriakan yang ada di rakyat tapi kita harus bisa merasakan,” tambahnya.