Pencoblosan Tinggal Hitungan Hari, Penyelenggara Pemilu Diingatkan Terus Harus Independen
- VIVA/M Ali Wafa
Jakarta - Tahapan pemungutan suara atau pencoblosan Pemilu 2024 akan digelar pada Rabu pekan depan 14 Februari atau tinggal menunggu hitungan hari. Pemilu terus disuarakan agar berjalan damai dengan penyelenggara mesti independen dan profesional.
Demikian dibahas dalam diskusi publik 'Pemilu 2024, Agenda Keberlanjutan Pembangunan Nasional' di Ballroom Hotel Horison Nindya, Semarang, Minggu, 4 Februari kemarin yang diinisiais Koalisi Rakyat untuk Pemilu Damai (KRPD).
Dalam diskusi itu menghadirkan pembicara pakar politik Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono, eks Ketua Komisioner Informasi Publik (KIP) Jawa Tengah Sosiawan, dan Ketua Umum KPRD KRPD Claudion Kanigia Sare alias Dion.
Dion menuturkan Pemilu 2024 mestinya bisa mengedepankan politik gagasan para peserta. Ia bilang politik gagasan itu dengan bersandar pada problematika rakyat.
Menurut dia, masih banyak urusan persoalan yang dialami rakyat. Persoalan itu, kata Dion yang harusnya jadi perdebatan pada kontestan pemilu.
"Masih banyak persoalan yang dialami oleh rakyat seperti pengangguran, kemiskinan, ketimpangan. Mestinya itu yang menjadi perdebatan utama para kontestan pemilu 2024," kata Dion, dikutip pada Senin, 5 Februari 2024.
Sementara, Teguh Yuwono menyampaikan masyarakat yang punya hak memilih akan menentukan nasib bangsa untuk 5 tahun ke depan. Bukan hanya parpol, caleg di Pileg tapi capres cawapres di Pilpres akan dicoblos.
Ia menyebut demokrasi sudah jadi pilihan pendiri bangsa dalam membentuk negara RI.
"Dalam demokrasi partai politik harus memberikan pendidikan politik bagi rakyat agar menjadi pemilih cerdas dan memilih berdasarkan kebijakan yang berorientasi kemakmuran dan kesejahteraan," jelas Teguh.
Lebih lanjut, ia setuju dengan pemilu mesti berjalan damai agar NKRI tetap utuh dengan syarat pemilu harus berintegritas dan berkualitas. Maka itu, penyelenggara pemilu diingatkan agar menjaga independen dan profesional dalam menjalankan tugasnya.
"Pemilu harus berjalan damai dengan syarat penyelenggara harus independen, imparsial serta profesional. ASN juga harus netral agar memberikan pelayanan yang adil," ujarnya.
Adapun, Sosiawan menyoroti pentingnya peran media dalam pesta demokrasi pemilu. Ia mengibaratkan media jadi ujung tombak dalam penyelenggaraan pemilu yang damai karena bisa menghasilkan opini publik.
"Media memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik. Media harus memberikan pencerahan & jalan keluar. Media tidak boleh menjadi partisan yang berpotensi membahayakan polarisasi dan integrasi bangsa," tutur Sosiawan.