Hasto Minta Kritik Guru Besar Kampus ke Jokowi Tak Dianggap Remeh: Ini Persoalan Serius
- Istimewa
Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto merespons kritik dari civitas akademika termasuk guru besar dari sejumlah perguruan tinggi terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut dia, kritikan yang ramai belakangan itu tak boleh diremehkan.
Bagi Hasto, kritik dari civitas akademik seperti melawan dugaan adanya bentuk intimidasi.
"Pergerakan dari elemen perguruan tinggi ini tidak boleh dianggap remeh karena ini melawan berbagai bentuk intimidasi," kata Hasto di sela-sela acara Konser Metal Ganjar-Mahfud, Stadion Utama GBK, Sabtu, 3 Februari 2024.
Dia menambahkan, gerakan yang disampaikan akademisi dari sejumlah perguruan tinggi itu merupakan cermin kekuatan moral dan kebenaran.
Dengan demikian, menurut dia, gelombang gerakan tersebut menunjukkan demokrasi di Indonesia sedang mengalami masalah serius. Sebab, perguruan tinggi yang menyampaikan sikap kritisnya dilakukan secara bergantian.
"Ketika dengan politik hati nurani, perguruan tinggi sudah menyampaikan sikapnya. Dan, ini diikuti oleh perguruan tinggi besar baik negeri maupun swasta," lanjut Hasto.
Hasto menyebut adanya kritikan itu memperlihatkan demokrasi di Tanah Air dalam persoalan serius. "Ini menujukkan bahwa demokrasi Indonesia menghadapi persoalan yang serius," tuturnya.
Sebelumnya, civitas akademika dari sejumlah perguruan tinggi menyampaikan kritik lewat petisi yang ditujukan untuk pemerintahan Jokowi. Sebagian di antaranya merupakan guru besar dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Padjajaran (Unpad).
Kritik dari guru besar antara lain menyuarakan keprihatinan salah satunya terkait kondisi demokrasi di Indonesia yang dianggap sudah rusak.
Selain UGM dan UI, civitas akademika kampus lainnya yang sudah menyuarakan kritik antara lain Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Hasanudin (Unhas).